Mohon tunggu...
Tony Rosyid
Tony Rosyid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamat Politik

Pengamat Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reuni 212, Mengukur Kekuatan Oposisi

21 November 2019   11:37 Diperbarui: 21 November 2019   11:46 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecuali HRS melunak, dan Reuni 212 dihadiri Jokowi. Duet HRS-Jokowi di panggung 212 ini yang diinginkan pihak istana. Panggung untuk mengakhiri perlawanan oposisi 212. Teletubbies... So sweet...

Jika jauh-jauh hari sebelum pilpres kabarnya istana pernah mengirim dua jenderal aktif sebagai negosiator, namun sayangnya gagal. Saat ini istana bisa utus Prabowo, menhan Jokowi. Jenderal yang jangan ragukan loyalitasnya. Prabowo sempat dekat dengan HRS selama berada di pengasingan.

Apakah Prabowo berhasil membujuk HRS? Apakah HRS akan melunak? Semua kemungkinan bisa terjadi. Yang pasti, HRS selama ini dikenal sebagai sosok yang kuat dalam pendirian. Tokoh yang sulit ditaklukkan. Penjara dan kematian bukan lagi sesuatu yang menakutkan baginya. Begitulah kira-kira kabar yang bisa kita potret tentang HRS.

Jika HRS melunak, peluang pulang terbuka. Otomatis, HRS bisa memimpin langsung reuni 212. Reuni akan ramai karena dibanjiri massa. Tapi setelah itu, oposisi rakyat dipatiskan akan melemah. Sebab, HRS tak lagi berurusan dengan dunia politik. Tak ikut campur apapun terkait dengan kekuasaan Jokowi. Inilah yang diharapkan istana selama ini. Namun gagal. Itu dulu. Bagaimana sekarang? Belum bocor apa hasil negonya. Itupun jika ada nego. Yang pasti, gak ada kepulangan gratis!

Dilematis! Pulang dan pimpin langsung Reuni 212 akan menghidupkan kembali semangat perlawanan. Tapi, jika pulang, tak mungkin tanpa kesepakatan. Kesepakatannya: HRS pensiun dari urusan politik. Ini akan jadi mahar kepulangan. Jika HRS terima itu, dia bisa pulang dan reuni 212 desember nanti akan membludak. Aparat beri ijin dan tak lagi halangi warga yang mau ikut reuni. Tanda sudah akur. Negonya gol.

Pasca reuni, HRS akan menjalankan aktifitasnya sebagai ustaz, da'i dan pemimpin FPI. Tak lagi singgung-singgung soal politik. Tak mau ikut campur dengan urusan Jokowi. Jika ini jadi pilihan, maka sejak itu, heroisme HRS sebagai icon oposisi luntur. GNPF Ulama hanya akan tinggal nama.

Selanjutnya, kekuatan oposisi tinggal PKS. Mungkin juga Rocky Gerung dan sejumlah aktifis. PAN? Tersandera. Kecuali Amien Rais yang akhir-akhir ini mulai melunak. Demokrat? Lebih nyaman dengan sikapnya yang abu-abu. Demokrat hanya jelas sikapnya jika terkait dengan Prabowo. Kritis, atraktif dan berani ambil sikap. Ini mungkin efek dari sejarah masa lalu.

Kira-kira, HRS akan pilih opsi yang mana? Pulang tapi terima syarat tidak berpolitik? Atau tolak syarat, tapi harus memperpanjang masa tinggalnya di Makkah? Kita tunggu saja. Siapa saja nanti yang duduk di panggung reuni 212. Dan berapa jumlah massa yang akan hadir. Dari situ, kekuatan oposisi bisa dipetakan.

Jakarta 21 Nopember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun