Sebagai Umat Islam dan Bangsa Indonesia, HOS Cokromianoto menyadarkan kita bahwa perjuangan menegakkan hak-hak sosial yang dirampas haruslah berdasar ajaran Islam dan persaudaran kebangsaan. Meski Karl Marx berhasil melakukan perjuangan atas hak-hak sosial kaum Barat yang ditindas di Eropa, hal itu tidak boleh kita lakukan. Dengan semangat yang sama, tetapi dengan tujuan yang berbeda. Jika Marx melakukan itu berdasar pandangan dunia materi. Sebagai umat Islam dan Bangsa Indonesia yang memegang teguh nilai-nilai agama, kita harus menegakkan Sosialisme berdasar dan bersandar pada nilai-nilai Ketuhanan. Sosialisme Islam yang berpandangan dunia Tauhid, bertujuan mengutamakan hak-hal sosial, bukan hanya demi persoalan dunia dan kebendaan, tetapi juga akhirat dan Ketuhanan (HOS. Cokroaminoto. Islam dan Sosialisme. 2008, hal 107).
Dua Kutub Sosialisme Indonesia Melahirkan Sosialisme Pancasila
Cokroaminoto dengan gerakan sosialisme Islam-nya mendapati kawan sekaligus lawan utamanya dari sosialisme sekular. Mulai dari sosialisme komunis ala Tan Malaka, sosialisme modern ala Hatta dan Syahrir hingga sosialisme nasionalis ala Soekarno. Dialektika gerakan sosialisme Indonesia tersebut kemudian mendapat sintesa-nya pada perumusan Pancasila. Dua kutub sosialisme Indonesia, yaitu sosialisme Islam dan sosialisme sekular akhirnya sepakat dengan rancangan sila kelima dalam Pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dua kutub tersebut meleburkan egonya masing-masing dan menyatu dalam gerakan sosialisme Pancasila.
Semoga bermanfaat!