Penderitaan, kemiskinan, dan kebodohan, adalah senjata paling murah untuk melawan musuh. Kala itu dilakukan oleh penjajah kolonialisme, agar dapat menguasai Indonesia tanpa harus dengan modal besar.
Kini, penderitaan, kemiskinan, dan kebodohan, pun dijadikan senjata ampuh oleh penjajah baru, yang ngakunya dari anak cucu bangsa negeri sendiri, demi mempertahankan kekuasaan politiknya, kekuasaan dinastinya, kekuasaan oligarkinya, dan kekuasaan-kekuasaan lain di NKRI.
Apa yang dapat dilakukan oleh rakyat yang menderita? Apa yang dapat dilakukan oleh rakyat yang miskin? Apa yang dapat dilakukan oleh rakyat yang bodoh? Lihatlah, siapa yang kini mulai muncul, dipersiapkan untuk melanggengkan kekuasaan politik, kekuasan dinasti, dan kekuasaan oligarki, selagi berkuasa di atas rakyat yang menderita, miskin, dan bodoh.
2024 semakin dekat. Siapa yang mau ketinggalan kereta? Baliho dan spanduk sudah bertebaran dimana-mana. Menghiasi ruang publik sampai ke desa-desa. Dunia maya, juga sangat politis. Secara substansi, mereka sudah membicarakannya jauh-jauh hari. Pergerakannya sudah terlampau hiperaktif. Siapa sasarannya?
Sasarannya adalah rakyat yang menderita , miskin, dan bodoh. Yang akan menjadi mesin suara untuk kemenangan mereka. Tetapi dengan biaya dan ongkos yang murah. Yang mahal mereka ambil sendiri, untuk keuntungan dan kepentingan mereka, yaitu kursi kekuasaan, dinasti, dan oligarki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H