Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola

Apakah Keberanian dan Punya Nyali Cukup untuk Bersihkan PSSI yang Berbenteng Statuta dan Voter?

16 Januari 2023   11:53 Diperbarui: 16 Januari 2023   17:27 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Erick yang sangat paham sepak bola pun mengurai:
"Motivasi pemain dari Liga 3 saat bertemu tim Liga 1 tentu akan sangat berbeda, atmosfer ini harus seharusnya menjadi perhatian," Ujarnya.

Selain itu, Erick juga ingin memperbaiki sistem jadwal kompetisi yang lebih sehat dengan mengacu pada jeda untuk laga uji coba dari FIFA. Dengan berpedoman pada jadwal FIFA, Erick menilai tim nasional bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan friendly match secara maksimal.

Lebih dari itu, saya pun akan menunggu pembuktian dengan apa yang diungkap Erick berikut:
"Saya percaya, kompetisi yang baik akan menghasilkan tim nasional yang baik. Perbaikan kompetisi hingga pembinaan usia muda menjadi keharusan kalau kita tidak ingin tertinggal," kata Erick.

Yah,  perbaikan kompetisi hingga pembinaan usia muda menjadi keharusan kalau kita tidak ingin tertinggal. Saya yang sedikit dan sangat paham benang kusut sepak bola akar rumput, yang selama ini dicueki oleh PSSI karena wadahnya saja tidak pernah dibakukan, tidak pernah ada regulasinya, tidak ada kompetisinya, tapi PSSI hanya gemar memetik hasil dari perjuangan berdarah-darah rakyat (baca: orangtua siswa SSB dan operator kompetisi swasta).

Selama ini, tidak pernah ada kompetisi resmi atas nama SSB. Ada Piala Soeratin dan Elite Pro Academi (EPA), atas nama Klub, pemainnya tinggal "nyomot" dari SSB dan kompetisi swasta. Pembinaan usia muda hanya dimulut, lalu memanfaatkan jerih payah rakyat dan menindas, sebab kedudukannya (PSSI dengan statuta, voter, pengurus) tidak dapat di sentuh, diintervensi pemerintah dan rakyat.

Bila Erick menyebut punya nyali dan berani membersihkan tangan-tangan kotor di PSSI yang tradisinya sudah mengakar di PSSI hingga 72 tahun, apakah Erick mampu menjinakkan para Voter PSSI yang sesuai Statuta yang juga mereka buat?

Erick baru mendaftar, lalu bilang akan bersihkan tangan-tangan kotor di PSSI, tetapi, yang dipandang publik selama ini memang berbuat kotor (mafia) dan menjadi pengurus karena mereka ada yang juga bagian dari Voter, langsung kabur dan bersandiwara, buat skenario tidak akan mencalonkan dan tidak mau dicalonkan menjadi pengurus (Ketua/Wakil/Exco).

Publik pun tahu, sejatinya mereka-mereka inilah yang akan dibersihkan oleh Erick. Jadi, itulah bila hati dan pikirannya mafia, licik. Akan licin dan kabur sebelum tertangkap.

Tetapi publik pun, tetap was-was, sebagian dari mereka kedudukannya juga masih menjadi Voter. Nah, siapa yang memilih Ketua, Wakil, dan Exco pun akan tetap seputaran mereka.

Pertanyaannya, apakah Erick akan sampai membersihkan Voter yang kotor? Voter yang sudah menjadi bagian lingkaran dari mafia? Ini adalah persoalan klasik, yang membuat PSSI memang tetap aman sebagai kerajaan, bila sampai akarnya tidak dibersihkan.

Apakah Voter yang dalam jaringan mafia, akan memilih Erick sebagai Ketua Umum PSSI? Apakah para Exco mafia akan dibersihkan semua? Sepertinya, Voter yang mafia, akan tetap dapat disutradarai untuk tetap memilih Exco mafia.

Keren kan, keadaannya? Bagaimana Pak Erick? Semoga bisa bersih semua, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun