Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Kemenangan Perdana STy yang Berbesar Hati atas PHs yang Angkuh

9 Januari 2023   07:55 Diperbarui: 9 Januari 2023   08:06 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Tidak mau menerima jabat tangan yang diulurkan, salah satu sikap angkuh. Angkuh adalah suka memandang rendah kepada orang lain, tinggi hati, sombong, congkak. Deskripsi angkuh ada pada Park Hong-soe (PHs), sementara Shin Tae-yong gambaran berbesar hati ada pada Shin Tae-yong, yaitu ikhlas, rela, tidak keberatan dengan hal baik maupun buruk yang terjadi, sebab uluran jabat tangannya tidak diterima.

Rivalitas di dalam lapangan, di pinggir lapangan, dan dalam publikasi media massa antara Indonesia dan Vietnam kembali berlanjut jelang dan saat nanti kedua tim bentrok di semi final Piala AFF 2022 leg kedua.

Rivalitas STy vs PHs

Rivalitas pertama yang tidak patut diteladani, terjadi di pinggir lapangan usai laga timnas Indonesia vs Vietnam di semifinal leg pertama Piala AFF 2022, Jumat (6/1/2023) dan jelas tersorot kamera media massa dan langsung menjadi pemberitaan yang viral.

Insidennya adalah Park Hang-seo (PHs) menolak jabat tangan dari Shin Tae-yong (STy) usai laga berakhir.
Pertandingan timnas Indonesia vs Vietnam berakhir imbang dengan skor 0-0. Salau tanpa pemenang, laga ini berlangsung panas.

Mengutip laporan The Thao247, Minggu (7/1/2023), diberitakan bahwa Park Hang-seo menolak jabat tangan dari Shin Tae-yong.

Tersorot kamera televisi, sejatinya STy menghampiri PHs dan mengulurkan jabat tangan. Namun, PHs menghindar dengan ekspresi dingin.

"Setelah pertandingan berakhir, Park Hang-seo menolak untuk menjabat tangan rekan senegaranya, Shin Tae-yong. Pelatih timnas Indonesia itu hanya bisa berjabat tangan dengan asisten dan pemain Vietnam," tulis media Vietnam tersebut.

Dalam konferensi pers, peristiwa tersebut ditanyakan kepada PHs setelah pertandingan. Juru taktik berusia 64 tahun ini mengakui dirinya ada masalah pribadi dengan Shin Tae-yong, tapi tidak menjelaskannya secara detail.

"Mengapa Anda menanyakan pertanyaan pribadi di sini? Ada beberapa masalah antara Shin dan saya. Namun, ini adalah alasan pribadi dan saya tidak akan mengatakan itu," ucap Park Hang-seo.

Ternyata, PHs juga pelatih sombong yang miskin pikiran (intelegrnsi) dan miskin hati (personality). Sudah begitu tidak menyadari bahwa sikap kekanak-kanaknya diketahui media massa secara terbuka.

Sikap sombong dan angkuh PHs juga selalu tersorot tatkala duduk di bench pemain. Bahasa tubuhnya, ekspresi wajahnya nampak tidak pernah ramah, tetapi angkuh. Sebab, merasa menjadi pelatih hebat yang mampu mengangkat derajat sepak bola Vietnam di kancah Asia Tenggara, Asia, dan dunia.

Kesombongan dan keangkuhan PHs, aibnya malah dibongkar sendiri bahwa PHs memang berjiwa kerdil, miskin hati dan pikiran, sampai tidak mau menerima jabat tangan STy. Saat dikonfirmasi wartawan, malah jujur menyebut punya masalah pribadi, padahal PHs dan STy adalah sahabat, sama-sama orang Korea Selatan. Sikap PHs seolah malah mempermalukan diri sebagai bangsa Korea yang tidak cerdas otak dan kepribadian.

Sikap PHs yang kerdil ini, apakah sengaja hanya demi skenario meramaikan berita, cari sensasi, dan popularitas? Atau demi drama psywar, perang urat syaraf di luar lapangan? Atau kejadian nyata sikap kerdil?

Yang pasti, seorang PHs juga nampak tidak mendidik pemain licik dan kotor macam Doan Van Hau (DVH). Padahal dalam laga di Stadion Gelora Utama Bung Karno (SUGBK), DVH kembali menjadi sorotan media massa berkat aksi tekel dua kaki ke arah Dendy Sulistyawan dan tendangan ke kaki Ricky Kambuaya di kotak pinalti. Namun, keduanya lepas dari pengawasan wasit dan hakim garis, karena licik yang nampak bersih. Melanjutkan kelicikan sebelumnya atas Evan Dimas, hingga membuat pemain Malaysia justru yang diganjar kartu merah akibat keculasannya.

Selain rivalitas pelatih, rivalitas sejarah pertemuan, budaya adanya pemain tidak sportif alias licik dan kotor, hingga rivalitas yang dibangun oleh media massa Vietnam, membuat laga antara skuad Garuda dan Golden Star Warriors selalu berlangsung panas.

Terlebih hasil imbang 0-0 di laga leg 1, membuat Timnas Indonesia dan Vietnam sama-sama punya peluang untuk lolos ke final Piala AFF 2022. Sehingga dapat dipastikan, leg kedua semifinal Piala AFF 2022 bakal digelar di Stadion My Dinh, Senin (9/1/2023), akan menjadi partai yang sangat dinanti bukan hanya oleh publik sepak bola Vietnam, Indonesia, dan Korea Selatan, tetapi dinanti oleh publik sepak bola Asia Tenggara, Asia, dan dunia.

Kira-kira, apakah PHs yang angkuh dan sombong akan membuktikan diri sebagai pelatih sukses yang tidak terkalahkan oleh STy. Atau PHs akan kualat karena sikapnya dan kalah untuk kali pertama oleh STy di depan publik Vietnam?

Dari statistik laga Indonesia dan Vietnam sejak fase grup hingga semi final leg 1 di Senayan Jakarta, nampaknya, bila strategi dan komposisi pemain yang diturunkan STy tepat, maka PHs akan kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun