Kekecewaan publik sepak bola nasional kepada para pemain Timnas Indonesia yang kini dipercaya masuk skuat Piala AFF, sudah memuncak. Publik pun semakin menyadari bahwa, siapa pun pelatih Timnas Indonesia, tentu akan menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah rendahnya intelektual dan personality pemain yang terus menjadi kendala terbesar, mengapa Garuda sulit berprestasi.
Memang, pelatih Timnas asal bangsa sendiri ada yang mampu membawa prestasi. Namun, masalah pemain yang rendah intelegensi dan personality juga tetap tidak bisa dihindari dan menjadi kendala yang sama.
Kini, kekesalan publik atas penampilan penggawa Garuda di fase Grup A Piala AFF 2022 bahkan sampai mengemuka di media sosial (medsos). Permintaan publik sampai menggema di medsos meminta Shin Tae-yong (STy) mundur dari jabatan pelatih Timnas Indonesia setelah Garuda ditahan imbang Thailand, Kamis (29/12/2022).
Banyak warganet yang menyebut para pemain Indonesia telah mengecewakan STy. Juru taktik berusia 52 tahun itu pun diminta untuk meninggalkan Indonesia demi mendapat pekerjaan yang lebih baik.
Apa yang diungkap oleh warganet adalah fakta, bahwa para pemain memang sudah mengecewakan, bahkan telah mempermalukan diri dan Indonesia. Bagaimana dengan laga pamungkas fase grup saat di jamu Timnas Filipina?
Setop berekspetasi tinggi
Menggantungkan ekspetasi tinggi kepada Timnas Indonesia yang digadang dapat memecah kutukan spesialis runner up Piala AFF, dengan kondisi skuat yang ada sekarang, publik sepak bola nasional nampaknya kembali harus bersabar dan berbesar hati.Â
Pasalnya, setelah para pemain yang di pilih STy tampil di tiga laga fase grup, nyatanya, sebagian besar pemain, tabiatnya malah membuat kita mengelus dada, hingga warganet malah sampai kasihan kepada STy dan menyuruh mundur, lebih baik menangani Timnas negara lain.
Memang, tabiat atau perangai, watak, budi pekerti, perbuatan yang selalu dilakukan, kelakuan, dan tingkah laku sebagian besar pemain Timnas, tetap tampil mempermalukan diri sendiri, mempermalukan tim, mempermalukan pelatih yang telah memilihnya, dan mempermalukan Indonesia.Â
Dari tabiat yang mempermalukan itu, berbagai media olah raga, praktisi, pengamat, dan publik sepak bola nasional, menyuarakan agar STy memarkir para pemain yang terus bertabiat buruk karena miskin hati dan pikiran (otak) di laga menentukan versus Filipina.
Deretan pemain yang memiliki tabiat buruk tetapi selalu diberikan kesempatan oleh STy, akan sangat mudah disebut namanya oleh publik sepak bola nasional. Para pemain bertabiat buruk itu ternyata lengkap, mulai dari pemain belakang, tengah, hingga depan.
Tabiat buruk para pemain yang identifikasi sederhananya adalah egois, individualis, tidak cerdas mengambil keputusan, mudah dipancing emosinya, tidak pandai membaca situasi, tidak tahu malu berbuat tidak sportif meski disorot kamera televisi, bermain kampungan, karena dasarnya sudah menjadi watak, maka akan susah diperbaiki.
Parahnya lagi, para pemain bertabiat buruk ini, nampaknya juga tidak memiliki dasar pendidikan formal yang benar. Sepertinya, meski ada ijazahnya, pun didapat via jalur formalitas. Dan, nampak kurang sekali pondasi humanisme, hingga dalam permainan sepak bola yang harusnya menjadi bagian dan kesatuan kolektif, tetap saja ilmu dan praktiknya sulit teraplikasi di lapangan. Akhirnya, dari laga ke laga yang di lewati, tabiat buruk terus lekat menempel.
Harus legowo
Atas kondisi tersebut, meski sejatinya kalau para pemain di bawah asuhan STy ini "normal", tiga laga yang telah dilewati tidak akan membuat publik sepak bola nasional selalu mengelus dada.Â
Sebab tabiat buruk ini bukan hal yang dapat secara instan dihilangkan karena sudah menjadi watak, maka dalam tempo yang singkat jelang laga di jamu Filipina, kita hanya dapat mendoakan agar para pemain yang berwatak buruk hingga selalu merugikan diri dan tim. Mempermalukan diri, tim, dan Indonesia, semoga saja lekas mendapat hidayah, petunjuk dari Tuhan. Sebab, tidak mempan diberi arahan oleh manusia.
Mari publik sepak bola nasional, agar tidak sakit hati dan makan hati sendiri, terlalu berekspetasi tinggi pada para pemain yang bebal ini, legowolah. Dengan logowo karena kita memahami siapa para pemain yang ada di bawah asuhan STy, maka kita mulai belajar menerima dengan ikhlas dan sabar atas kondisi Timnas sekarang.
Kendati laga akhir fase Grup A Piala AFF 2022 antara Timnas Filipina menjamu Timnas Indonesia di Stadion Rizal Memorial, Manila, pada Senin 2 Januari 2023 pukul 19.30 WIB akan sangat menentukan nasib Garuda apakah akan lolos ke babak semi final sebagai juara grup atau runner up grup, kita jadi penonton yang legowo saja.
Sejatinya, pasukan Shin Tae-yong (STy) masih punya kans menjadi juara Grup A dengan syarat menang dengan banyak gol atas Filipina dan saat bersamaan? Thailand bermain seri atau kalah atau menang dengan gol terbatas atas Kamboja.
Tetapi dengan kondisi pemain yang ada plus tabiatnya, semoga para pemain yang dipercaya turun demi memenangkan Garuda benar-benar sadar diri dan tahu diri harus bermain seperti apa.Â
Semoga saja, meski instan, ada perubahan tabiat buruk menjadi tabiat baik, sehingga Garuda bisa menang. Tidak perlu berharap menang dengan banyak gol. Yang penting menang.Â
Sadar diri
Bila tim mampu menang, baik dengan sedikit atau banyak gol tetapi tabiat buruk tidak nampak, bersyukurlah. Bila ternyata tabiat buruk masih dominan, legowolah. Apalagi bila Garuda sampai kalah karena tabiat buruk tetap dipertunjukkan, ikhlaslah. Memang kondisi pemain yang ada di skuat sekarang seperti itu.
Catat, para pemain Timnas Indonesia yang dipilih masuk Timnas, selama ini secara teknik dan speed masih dapat mengimbangi Timnas Thailand dan Vietnam. Tetapi secara tabiat, selalu tertinggal dan menjadi lahan bagi lawan untuk menang atas Indonesia dengan cara hanya memancing emosinya. Karena  tabiat buruk yang bersumber dari miskin hati dan otak, meladeni tim lemah pun kesulitan.
Ayo penggawa Garuda, apa yang dapat kalian pertunjukkan dan persembahkan untuk Indonesia di laga versus Filipina? Bercerminlah! Kasih kado manis bagi bangsa ini di awal tahun baru 2023, yaitu tampil cerdas otak dan kepribadian, karena kalian sadar, mau memperbaiki diri, sadar diri, dan bercermin!
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI