Disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dan tampil di hadapan publik sendiri di Stadion termegah dan terbesar di Indonesia, bukannya tampil cerdas, kolektif, percaya diri, percaya kepada teman, dan rendah hati, anak-anak yang di percaya pelatih tampil di lapangan, justru beraksi mengecewakan.
Rendah intelegensi, personality, teknik, dan speed atau biasa saya singkat IPTS atau TIPS. Itulah deskripsi para pemain Timnas Indonesia saat tampil meladeni Kamboja Jumat sore (23/12/2022).
Masalah klasik pemain Indonesia
Apakah deskripsi rendah TIPS rata-rata pemain Garuda tersebut dapat sembuh di laga berikutnya? Hingga menjelma menjadi tim seperti Argentina yang kalah di laga pertama, tetapi menjadi juara dunia 2022.
Timnas Indonesia bukanlah di isi pemain sekelas Timnas Argentina. Bila Argentina kalah di laga perdana dari Arab Saudi, permainan Argentina tetap sangat cerdas TIPS, karena selain seluruh penggawanya kelas dunia. Mereka juga menyiapkan diri dengan sangat baik hingga tetap ada program uji coba.
Ini Timnas Indonesia, sudah selama ini para pemainnya masih berkutat pada masalah rendah intelegensi dan personality (MASALAH KLASIK), program uji coba pun tidak ada.
Lihatlah dalam laga yang seharusnya mudah. Tetapi nampak menjadi susah, karena pemain tidak cerdas, egois, individualistis. Fisik dan kecepatan pun kalah oleh pemain Kamboja. Dalam beberapa kali tendangan bebas, tersorot kamera televisi, para pemain berebut mengambil tendangan bebas. Sementara STy di pinggir lapangan tanpa reaksi. Padahal tim kampungan saja, penendang bebas sudah di atur oleh pelatih.
Deskripsinya sulit, mengecewakan
Deskripsi Timnas Indonesia yang digadang-gadang akan mampu menjadi Juara Piala AFF 2022 dan melepaskan diri dari kutukan menjadi spesialis runner up, rasanya akan sulit bila TIPS para pemain rendah seperti saat meladeni Kamboja.
Jangankan menjadi juara, jadi runner up lagi juga sulit, sebab dengan kondisi pemain yang ada, masuk babak final pun akan berat.
Yah, laga UJI COBA Timnas Indonesia dalam laga perdana Piala AFF 2022 masih mengecewakan. Jauh dari ekspetasi, sebab hanya mampu menundukkan Kamboja dengan susah payah di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (23/12). Beruntungnya, pasukan STy masih diberikan kemenangan dengan skor 2-1.
Dalam artikel yang saya tulis sebelum Indonesia berlaga. Saya sebut, inilah persiapan Timnas Indonesia paling aneh. Paling aneh dalam sejarah, sepanjang PSSI menyiapkan Timnas untuk mengikuti sebuah event. Kali ini dalam event sekelas Piala AFF. Karenanya, laga perdana di Piala AFF 2022 Â saya sebut sebagai LAGA UJI COBA.
Jujur, apa pun alasannya, tidak masuk di akal, pasukan STy yang menjalani pemusatan latihan hampir sebulan, tidak ada program sekali pun agenda uji cobanya. Ini memang program STy atau program PSSI?
Bila persiapan tim tanpa ada program uji coba adalah programnya STy, apakah pelatih sekelas STy sedang merendahkan dirinya sendiri? Membodohi diri sendiri dengan pekerjaan yang jauh dari profesional? Atau sebaliknya sedang sombong dan meremehkan lawan-lawan di Grup A?
Selepas laga, media massa pun banyak yang menulis Indonesia tampil mengecewakan dan beberapa kali membuang-buang peluang emas di sepanjang pertandingan. Untungnya lini belakang yang dikomando debutan Jordi Amat mampu mematahkan serangan-serangan Kamboja.
Kira-kira, bagaimana pasukan STy yang mengecewakan publik sepak bola nasional menghadapi Brunei Darussalam di matchday kedua yang digelar di Stadion Kuala Lumpur, Senin (26/12) pukul 17:00 WIB? Brunei baru saja dibekap Filipina 5-1. Sementara Filipina di laga perdana dibabat Kamboja 3-2. Brunei juga dihabisi 5-0 oleh Thailand di laga pertama.
Apakah publik sepak bola nasional akan dibuat kecewa lagi dengan penampilan para pemain yang maaf, nampak bodoh. Sudah begitu egois dan individualis? Kalau mau juara, syaratnya cuma satu. Cerdaslah TIPSnya.
Meski cerdas TIPS pun, juga belum tentu bisa menjadi Juara, karena selalu ada faktor (x) dalam sepak bola. Apalagi budaya dan tradisi di Piala AFF. Juaranya pun sepertinya sudah diskenario oleh para pihak yang berkepentingan, termasuk para Bandar?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H