Juara Dunia sejati, seharusnya yang tidak terkalahkan sejak fase Grup. Argentina dan Prancis sudah pernah kalah. Kroasia dan Maroko yang satu Grup di babak penyisihan, belum pernah kalah.(Supartono JW.12122022)
Bila Kroasia bermain konsisten seperti saat mereka menyingkirkan Brasil. Maroko juga konsisten seperti saat melumat Portugal. Plus keduanya tidak jemawa dan terbuai euforia, maka merekalah yang akan berada di babak final Piala Dunia Qatar 2022.
Namun, bila mereka jemawa, pengaruhnya tentu akan ada dalam kualitas laga, sehingga baik Kroasia mau pun Maroko akan ada celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan lawan. Tidak dapat mengulang raihan kemenangan.
Sejauh ini, Kroasia dan Maroko yang sama-sama menjadi tim kuda hitam, meraih sukses ke babak 4 besar, kuncinya adalah performa mereka yang ciamik karena permainan kolektivitas tim yang mumpuni, pantang menyerah dan bermain so must go on.
Baik Kroasia dan Maroko pun sukses mencatatkan sejarah di Piala Dunia Qatar kali ini. Kroasia mengulang masuk babak semi final dan meniti asa mengulang masuk babak final, minimal meraih predikat runner up Piala Dunia seperti empat tahun lalu di Rusia. Bahkan, memiliki peluang untuk menjadi Juara Dunia yang pertama kalinya.Sementara, Maroko mengukir sejarah di Piala Dunia. Tim Singa Atlas menjadi tim Afrika pertama yang menembus babak semifinal usai mendepak Portugal.
Performa yang mirip
Sama-sama sebagai tim kuda hitam, Kroasia yang alumni runner up Piala Dunia 2018, malah awalnya tetap tidak diperhitungkan di Piala Dunia kali ini oleh berbagai pihak. Tetapi tim dari negara kecil yang potensinya ternyata sangat besar ini, menembus babak semi final karena seluruh penggawa tahu apa artinya tidak menyerah.
Penjaga gawang  Kroasia, Dominik Livakovic jadi benteng kokoh di Piala Dunia kali ini. Setali tiga uang dengan kiper Maroko Yassine Bounou yang sama-sama menjadi benteng yang sulit ditembus lawan. Dominik dan Bounou pun menjadi penjaga gawang paling menonjol, paling sukses di Piala Dunia kali ini.
Timnas Kroasia dan Maroko pun sejauh ini hening dari permasalahan karena media tidak ada yang membahas hal negatif tentang mereka. Mereka juga tidak ikut-ikutan seperti kontestan lain yang datang ke Piala Dunia malah kampanye dan bawa-bawa hal yang tidak produktif untuk sepak bola hingga ujungnya mereka gagal karena ada yang menyebut kena karma.
Kroasia memang memiliki catatan sejarah di Piala Dunia lebih baik dari Maroko yang baru pertama kali menembus semi final. Tetapi menyoal kualitas tim, keduanya mirip. Sama-sama tim yang bermain kolektif. Semua pemain memiliki TIPS mumpuni terutama sangat menonjol dalam hal kecepatan.
Mereka sama-sama cepat pondasinya karena para pemain cerdas intelegensi, cerdas personaliti, cerdas teknik, dan kuat fisik. Seluruh bagian tim bermain dengan satu irama. Kecepatan transisi positif dan negatifnya sama. Penjaga gawang kuat, lini belakang hebat, pemain tengah cerdas, dan penyerang haus gol. Itulah resep Kroasia dan Maroko.
Bila Argentina meladeni Kroasia dengan pola, strategi, dan cara bermain yang sama seperti laga sebelumnya, maka Argentina dalam bahaya. Kroasia bisa menang dalam waktu normal atau dalam adu pinalti.
Begitu pun Maroko, bila Prancis tetap dengan strategi dan gaya bermain yang sudah mereka lewati, berat untuk meladeni Maroko yang penuh kecepatan.
Bukan musthil, Argentina akan mengalami nasib sama seperti Jepang, Brasil yang sudah dikirim pulang oleh Kroasia. Maroko pun dapat mengirim juara bertahan Prancis pulang seperti Spanyol dan Portugal.
Argentina, Prancis, unggulan
Meski Kroasia dan Maroko benar-benar sama-sama melesat karena daya juang pantang menyerahnya, sejauh ini, Argentina dan Prancis adalah timnas yang sejak awal diunggulkan akan meraih tropi Piala Dunia Qatar.
Tetapi keberadaan Messi di Argentina akan sama seperti Neymar di Brasil dan Ronaldo di Portugal yang sama-sama angkat kopor, bila tidak memiliki stategi jitu untuk meredam Kecepatan dan semangat artinya tidak menyerah Kroasia dengan benteng kokoh di bawah mistar gawang Dominik.
Mbappe dan Giroud di Prancis pun akan tidak berdaya meladeni Singa Atlas yang semakin kuat dari laga ke laga dengan garansi kiper Bounou yang selalu tampil menjadi pahlawan.
Jujur, saya tidak meragukan kualitas Argentina dan Prancis yang tetap saya jagokan akan meraih tiket final. Terlebih, Argentina sudah belajar dan merasakan kalah di fase grup oleh Arab Saudi. Di sisi lain, Prancis sebagai unggulan utama, juga sudah merasakan kekalahan dari Tunisia di fase grup.
Apakah tim yang pernah kalah akan menjadi juara dunia 2022? Rasanya memang tidak adil bila Argentina atau Prancis yang juara. Sebab, Kroasia dan Maroko yang satu grup di babak penyisihan, yaitu Grup F belum terkalahkan. Maroko yang masuk 16 besar sebagai juara Grup F dan Kroasia runner up Grup F, saat mereka bentrok di fase grup, hasilnya imbang.
Jadi, yang adil, juara Piala Dunia 2022 sejati adalah yang belum pernah kalah, yaitu Kroasia atau Maroko penghuni Grup F, yang kini sama-sama masuk babak semi final.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H