Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Realistis, Positive Thinking, karena Kaya Hati-Pikiran, maka Bersyukur

24 Oktober 2022   09:52 Diperbarui: 24 Oktober 2022   10:28 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang pandai bersyukur, tahu terima kasih, adalah orang yang realistis, positive thinking, sebab kaya hati dan kaya pikiran.

(Supartono JW.24102022)

Apakah saya memiliki hati yang berlimpah rasa syukur?  Apakah saya orang yang realistis? Apakah saya orang yang positive thinking? Apakah saya orang yang berpikir dengan hati? Apakah saya orang yang kaya hati dan kaya pikiran?

Sebelum saya  merefleksi diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, agar tidak salah paham, berikut ini saya pahami dulu apa yang dimaksud dengan syukur, realistis, positive thinking, hati, berpikir, kaya hati dan pikiran.

Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan berbagai literasi, saya coba simpulkan bahwa:

Pertama, syukur berarti rasa terima kasih kepada Allah, kepada orang lain, pihak lain. Pernyataan lega, senang, dan sebagainya. Kata syukur pun dalam praktik kehidupan nyata berkembang sesuai situasi dan kondisi menjadi bersyukur=berterima kasih. Kemudian, mensyukuri=mengucapkan terima kasih kepada Allah, dan syukuran=ucapan syukur, mengadakan selamatan untuk bersyukur kepada Allah.

Kedua, realistis. Diartikan sebagai cara berpikir yang dimiliki oleh seseorang dengan penuh perhitungan serta sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Sehingga, ada gagasan yang akan dapat diajukan dan tidak hanya angan-angan atau sekadar imajinasi belaka akan tetapi suatu kenyataan. Juga dapat diartikan sebagai sadar diri, tahu diri, sadar kondisi, sadar kemampuan (pikiran, ekonomi, sosial), dll.

Ketiga, positive thinking. Artinya berpikir dengan proses positif, menghasilkan "energi yang positif", yaitu energi yang menghasilkan pemikiran-pemikiran dan sikap-sikap yang benar dan baik, sehingga membuat manusia menjadi bersemangat, melakukan hal-hal yang benar dan menjadi bahagia, sebab tidak melibatkan diri dengan hal-hal dan urusan orang lain yang bukan ranah kita.

Keempat, hati, saya sebut juga personality. Adalah yang ada di dalam tubuh manusia, dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dsb.). Karenanya dalam praktik kehidupan nyata, maka akan ada manusia-manusia yang tindakan hatinya dikatakan sebagai:

a. Miskin hati, yaitu tidak menerima atas apa yang dimilikinya.
b. Kaya hati, artinya selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya.
c. Tinggi hati adalah sombong
d. Kecil hati, merasa kecewa atau tersinggung, dan
e. Rendah hati, tidak memandang rendah orang lain. Rendah hati sering disebut dengan tawaduk. Artinya tidak angkuh dan tidak sombong. Orang yang rendah hati selalu bersikap tenang, sederhana, dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan sombong.

Kelima, pikiran atau sering saya sebut otak, adalah tempat gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan.

Keenam, kaya hati-kaya pikiran artinya orang yang selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya, tidak memandang rendah orang lain. Tawaduk, tidak angkuh dan tidak sombong. Selalu bersikap tenang, sederhana, dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan sombong, didasari oleh otak yang cerdas, sehingga senantiasa mampu konsisten bersikap realistis dan positive thinking.

Memperbaiki diri

Dari pemahaman tersebut, setelah saya merefleksi siapa diri saya, hingga detik ini, sepanjang kehidupan saya, saya pastikan, saya wajib dan harus terus belajar, memperbaiki, dan mengembangkan diri agar dapat menjadi orang yang pandai bersyukur, orang yang realistis, orang yang selalu positive thingking, dan benar-benar wajib memperbaiki diri agar menjadi orang yang kaya hati dan pikiran.

Untuk itu, saya berpikir bahwa untuk memperbaiki diri saya agar menjadi orang yang pandai bersyukur, realistis, positive thinking, dan kaya hati-pikiran, maka saya akan mencoba memulai dengan langkah:

Pertama, sebelum yakin melangkah untuk kegiatan apa pun, pekerjaan, hobi, dan lainnya, saya akan tetapkan tujuan dalam hati. Sebab saya yakin, melangkah dalam mereka bekerja, dalam hobi dan kegiatan lain di dunia, bila digerakkan oleh tujuan-tujuan mulia yang lahir dari hati nurani, telah terbukti banyak yang mampu bertahan dan meraih sukses, di tengah persaingan kehidupan yang sehat atau licik, akan tetap mampu bertahan dan tahan banting.

Dengan menetapkan tujuan dalam hati sebelum melangkah untuk kegiatan apa pun, akan terdeskripsi apakah saya orang yang pandai bersyukur, apakah saya orang yang realistis, apakah saya orang yang positive thinking, dan apakah saya orang yang kaya hati-pikiran. Pasti akan terbaca.

Kedua, pastikan melangkah dengan cara yang benar dan baik, bukan curang atau licik. Maka, setiap langkah akan berkah. Di dalamnya tentu akan selalu terselip rasa syukur karena melangkah sesuai aturan, sesuai norma, sesuai hukum, sesuai adat dan sopan santun, sesuai etika, tidak memaksakan diri karena tahu diri, mengukur diri. Realistis dan selalu positive thinking, sebab pondasinya kaya hati-kaya pikiran. Segala langkah pun akan aman, tidak berisiko, karena sesuai prosedur, hukum, norma, kesantunan, dan etika.

Ketiga, melangkah dengan keteguhan dan ketetapan hati. Dengan hati yang teguh dan yakin karena kaya hati dan kaya pikiran, maka segala halangan dan rintangan di setiap langkah akan dapat kita lalui, kita kalahkan. Mental akan kuat, tidak kalah sebelum berperang. Yang  pasti, langkah apa pun dengan tujuan mulia yang pasti benar dan baik, didasari oleh keteguhan hati, ketetapan hati, kepercayaan diri, tetapi dengan tetap mengukur diri, realistis, maka segala halangan dan rintangan akan dapat dilewati. Dan tentu akan ada rasa syukur.

Keempat, tancapkan sikap dan mental sehati. Dalam setiap langkah kehidupan, dari bekerja, kegiatan hobi, dan lainnya, tidak mungkin saya dapat melakukan tanpa bantuan orang lain. Tanpa bantuan tim, rekan kerja, pengurus, keluarga, tetangga, saudara dll. Maka, apa pun yang akan kita lakukan, untuk kelancaran dan kesuksesan, maka wajib ada satu hati atau kesehatian dengan tim dll. Dengan satu hati, satu jiwa, maka kegiatan apa pun akan berjalan dengan kuat, solid, kompak, bersatu. Catatannya, saya dan tim juga wajib sama-sama dalam hal realistis, positive thinking, kaya hati dan kaya pikiran (cerdas otak dan kepribadian), ujungnya sama-sama menjadi orang yang pandai bersyukur.

Kelima, sepenuh hati. Apapun yang dikerjakan dengan sepenuh hati, serius, fokus dan penuh totalitas, akan mengantar hasil yang berkualitas (prima). Tidak akan ada kesuksesan yang dapat diraih tanpa  bekerja atau melangkah bila tidak dengan sikap sepenuh/segenap hatinya apalagi hanya setengah-setengah, atau main-main.

Orang yang melangkah dalam hal apa pun dengan sepenuh hati, maka dapat dipastikan, dia adalah orang yang kaya hati dan kaya pikiran, realistis, pandai bersyukur, tahu terima kasih, tahu membalas budi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun