Kemudian, saya menjadi Pembina Usia Muda Persikad Depok tahun 2004. Selebihnya sejak Persikad menjadi PT, saya menjadi Pembina Usia Muda Pengcab/Askot PSSI Depok sejak 2008 hingga 2018. Pada 2017, saya juga menjadi salah satu pelamar untuk Sekjen PSSI.
(3) Tahun 2010 saya mendapat piagam Youth Soccer Award (Penghargaan terhadap pembina usia dini dan muda yang konsisten dari ProArena Sport).
(4) Selama berkiprah, berbagai prestasi serta berbagai media cetak dan televisi telah meliput dan mempublikasikan SSB Sukmajaya. Selain itu, seluruh level kompetisi SSB terbaik sudah dirasakan oleh SSB Sukmajaya dari usia 8, 10, dan 12 tahun di Indonesia Junior Soccer Leauge (IJSL), usia 13, 15, dan 17 tahun di Divisi Utama Liga TopSkor, usia 14 tahun di Liga Kompas Gramedia, dan usia 16 tahun di Liga Pertamina.
Sementara pemain yang sudah mentas dari kelompok usia 16 tahun membela panji Sukmajaya FC yang kini bertengger di Divisi Utama (kasta tertinggi) kompetisi internal Askot PSSI Kota Depok. Prestasi  terbesar SSB Sukmajaya adalah tetap konsisten mengadakan pelatihan dan pembinaan sepakbola yang siswanya tidak pernah surut dan menjuarai Turnamen Internasional Serumpun Cup dan beberapa siswanya telah menjadi pemain nasional.
 (5) Selain bekal pendikan formal (S1 dan S2), bekal lisensi kepelatihan Youth serta pengalaman sebagai pemain sepakbola di Persap Purbalingga (kini Persibangga Purbalingga), saya terus bergerak di lapangan dan pemikiran. Dalam pemikiran, saya mendapat gelar sebagai Pengamat Sepakbola Nasional dari Tabloid GO, setelah saya aktif bertahun-tahun menjadi penulis opini sepakbola nasional sejak tahun 1999.
Kini, artikel tentang sepakbola nasional yang saya tulis rutin terpublikasi terutama di Harian TopSkor sebelum tutup, Harian Radar Depok, dan media lain. Sementara artikel tentang pendidikan, sosial, bahasa, dan sastra, terpublikasi di Harian Republika, Koran Jakarta, Majalah Puskur, Warta Kota, Radar Depok dan media lain, serta kini saya aktif mengisi kolom Kompasiana Kompas dan Indonesiana.id Tempo.
Untuk itu, dengan asam garam yang sudah saya lalui di dunia sepak bola, bersama SSB Sukmajaya, serta gelaran 3Wulan SSB Sukmajaya selama ini, maka saya sebagai pengamat sepak bola nasional, yang memerhatikan kelahiran SSB di Indonesia sejak tahun 1999 sebelum menjamur, merasa wajib mengapresiasi Sekolah Sepak bola/Akademi Sepak bola/ Diklat Sepak bola yang tidak mengenal lelah, bertahan dalam panas dan hujan serta persaingan, tetap setia membina siswanya sejak berdiri dengan anggaran mandiri, hingga berprestasi dalam hal manajamen maupun kejuaraan, maka saya pilih dan undang dalam KSN ke-2 2022 Piala Mochammad Yana Aditya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H