bola nasional sedang mengalami cobaan dengan kisah tragis memilukan terjadinya Tragedi "Kemanusiaan" Kanjuruhan, sebab persoalan manajemen kompetisi yang lemah, suporter yang miskin edukasi dari stakeholder terkait, stadion yang tidak layak dan tidak aman, pengamanan yang belum sesuai regulasi, semua masih jauh dari kata representatif, kompeten, profesional, memadai, berkualitas, cerdas, terdidik, dan lainnya. Sepak bola akar rumput, WAJIB terus MENGGELIAT.
Di tengah sepakSekolah Sepak Bola (SSB) SUKMAJAYA, kembali akan menggelar Turnamen Sepak Bola Nasional (TSN) ke-2 pada 29 November 2022 dengan peserta yang diseleksi atas dasar PEMBINAAN SEPAK BOLA MURNI. Untuk TSN ke-2, Panitia sudah memilih dan menetapkan peserta perwakilan dari Provinsi Wilayah Sumatera, Kalimantan, Banten, Jawa Barat, DKI, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Atas dasar masukan dan saran dari berbagai pihak, TSN ke-2 akan menggunakan tajuk: Kejuaraan Sepak Bola Nasional (KSN) ke-2 yang InsyaAllah akan kembali memperebutkan PIALA MOCHAMMAD YANA ADITYA.
Perjalanan panjang
Sebelum KSN ke-2, ada perjalanan panjang. Berawal dari Festival Sepak Bola Antar Provinsi (FSAP) Piala Mochammad Yana Aditya ke-1 yang sukses terselenggara pada 25 Desember 2018 di Lapangaan 328 Kostrad Cilodong. FSAP ke-2 pun sama sukses terselenggara di tempat yang sama pada 29 September 2019. Berikutnya, FSAP ke-3 kembali lancar di selenggarakan di lokasi yang sama pada 6 April 2021. Kemudian, Festival berubah nama dan jangkauan, menjadi Turnamen Sepak Bola Nasional (TSN) ke-1, dihelat pada Senin, 28 Maret 2022 di Lapangan Bataliyon Infanteri Para Raider 328 Kostrad Cilodong, Depok, juga berjalan sesuai visi-misi-tujuan.
Kini, Kejuaraan Sepak Bola Nasional (KSN) ke-2 di tahun 2022 siap digelar oleh SSB Sukmajaya. Rencananya, Turnamen ini akan digelar pada Senin, 29 Maret 2022 di Lapangan Batalyon Infanteri Para Raider 328 Kostrad Cilodong. Peserta turnamen adalah Sekolah Sepak Bola (SSB) yang dipilih langsung oleh Drs. Supartono, M.Pd. (Pengamat sepak bola nasional dan pendidikan nasional-sosial). Peserta adalah SSB/Tim yang mewakili provinsi berdasarkan pertimbangan matang dan akurat, yaitu dari segi keberadaannya, manajemennya, proses berdiri hingga bertahan, dan tolok ukur prestasi.
Untuk diketahui, TSN ke-1 adalah pengembangan dari  FSAP 1, 2, dan 3, sudah terbukti suskes digelar, meski prosesnya bukan hal semudah membalik telapak tangan. Di tahun 2018, 2019, dan 2021, FSAP didukung penuh oleh Pembina SSB Sukmajaya, sehingga nama Pialanya adalah Piala Mochammad Yana Aditya. Â
Pesertanya dipilih wakil provinsi, sementara Piala Bergilir, Piala Tetap, dan Hadiahnya disiapkan oleh Bapak Mochammad Yana Aditya (Pembina SSB Sukmajaya). Namun demikian, dari berbagai pihak, menyatakan bahwa FSAP adalah kegiatan yang sudah masuk kategori nasional, Â walau pun peserta belum melibatkan semua perwakilan provinsi di Indonesia, karena keterbatasan waktu dan teknis kegiatan.
Lebih dari itu, FSAP juga bukan kegiatan yang lahir begitu saja. FSAP adalah jelamaan dari Festival 3Wulan SSB Sukmajaya yang telah dirintis sejak usia 13 tahun SSB Sukmajaya. Saat itu, andai Festival 3Wulan SSB Sukmajaya dilaporkan ke Museum Rekor Indonesia (MURI), bisa jadi kegiatan festival sudah mendapatkan rekor dari MURI, karena menjadi festival perdana di Indonesia yang diikuti oleh 144 tim dari berbagai daerah di Indonesia.Â
Jauh sebelum itu, SSB Sukmajaya juga sudah menggelar Turnamen Sepak Bola Piala SSB Sukmajaya dalam rangka HUT SSB `Sukmajaya ke-2 pada 2001. Saat itu, HUT SSB Sukmajaya diperingati sesuai tanggal berdiri, 16 Mei 1999, meski SSB Sukmajaya lahir pada 10 Juni 1998. Kini, sejak 2022, HUT SSB Sukmajaya diperingati sesuai tanggal Lahir.
Selanjutnya, Festival 3Wulan SSB Sukmajaya pun terus bergulir hingga yang ke-9. Piala SSB Sukmajaya juga digulirkan kembali pada 2014. Seiring dengan itu, lahir festival-festival yang seirama. Lahir kompetisi antar SSB. Bahkan bermunculan Asosiasi SSB dan Forum SSB yang turut andil menyemarakkan pembinaan, pelatihan, festival, turnamen, hingga kompetisi sepak bola akar rumput (usia dini dan muda). Sayangnya, semua itu hanya sebagai kegiatan yang tak pernah terafiliasi ke PSSI maupun disentuh oleh PSSI sebagai pondasi sepak bola nasional.