Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hakikat Kemiskinan, Faktanya, Miskin Hati, Pikiran, dan Gaya Hidup di +62

25 Agustus 2022   11:46 Diperbarui: 25 Agustus 2022   11:49 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW.

Coba, teraktual, terus ramai di +62, orang gaji dan tunjangannya hanya berapa, tetapi punya rumah mewah, mobil mewah, gaya hidup keluarganya hedon. Bukannya aslinya tidak kaya harta? Tetapi miskin hati, pikiran, harta, karena gagal memahami hakikat kemiskinan.

Semoga, saya akan selalu ingat tentang hakikat kemiskinan itu, sehingga jujur bahwa saya ini memang harus terus belajar dan memperbaiki diri agar tidak miskin hati, tidak miskin kecerdasan otak dan emosi, sehingga mendapat harta yang halal. Meski masih terkategori miskin, harus diakui, tidak perlu gengsi dan sok gaya-gayaan mengaku kaya. 

Memaksakan diri

Begitu pun dalam sikap keseharian, akibat kemiskinan yang sudah saya ungkap, banyak orang masih memaksakan diri dalam berbagai hal, meski faktanya, tak punya kemampuan untuk bertahan dan melanjutkan hal yang digeluti atau dikerjakan. Ini adalah bukti kemiskinan hati dan pikiran. 

Pertanyaannya, untuk apa memaksakan diri? Untuk gaya? Untuk gengsi? Bisa hidup juga karena bergantung pada orang lain, hanya mengekor, hanya jadi parasit?

Bila tidak miskin hati, miskin pikiran (otak), miskin kecerdasan (kepribadian, mental, emosi dll), maka hidup itu membuat diri dan orang lain bahagia. Bukan mempersulit diri dan orang lain demi hal-hal yang tidak signifikan dan menunjukkan kebodohan.

(Supartono JW.25082022)

Takut kehilangan yang bukan milik, demi kaya harta, hidup hedon. Miskin hati dan pikiran, melengkapi budaya dan tradisi, meski terus melukai.

(Supartono JW.25082022)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun