Dalam beberapa waktu hingga terkini, berita tentang Indonesia dikuasai oleh salah satu peristiwa luar biasa, yang saya sebut di dalamnya ada persoalan "kemiskinan" dalam berbagai-bagai. Mampu mengalihkan perhatian rakyat ke masalah lain. Atau memang dijadikan kendaraan pengalihan isu.
Selain itu, rakyat juga masih menunggu hasil obok-obok iuran BPJS. Tetapi rencana BBM mau dinaikkan lagi oleh pemerintah yang memicu keresahan rakyat, juga semakin mewarnai berbagai "kemiskinan" Indonesia yang seolah kamuflase.
Ironisnya, masalah kemiskinan harta, lain kisahnya dan menurut saya kontradiksi dengan berbagai fakta.
Miskin versi BPS?
Benarkah penduduk miskin Indonesia jumlahnya sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS)? Bila menilik proses BPS dalam menghitung penduduk miskin Indonesia dengan metodanya, tentu kita tak boleh meragukan. Sebab siapa BPS itu. Namun, pertanyaannya, benarkah jumlah penduduk miskin Indonesia jumlahnya hanya sesuai hasil penghitungan BPS dengan caranya? Pasalnya, bila dilihat fakta kemiskinan di seluruh Indonesia, apa benar yang miskin hanya sejumlah itu?
Jangan sampai usaha pemerintah dan masyarakat untuk terus mengentaskan kemiskinan beritanya terus menunjukan hasil positif. Lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 hanya 26,16 juta orang atau 9,54% dari total penduduk Indonesia.
Padahal jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan menjadi 275,77 juta jiwa hingga pertengahan 2022. Jumlah itu naik 1,13% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Benarkah rakyat Indonesia yang miskin hingga Maret 2022 hanya 26an juta dari 275an juta?
Menariknya, dalam laporan BPS yang dirilis oleh beberapa media massa, persentase penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 9,54 persen, menurun 0,17 persen poin terhadap September 2021 dan menurun 0,60 persen poin terhadap Maret 2021. Sedangkan, jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang, menurun 0,34 juta orang terhadap September 2021 dan menurun 1,38 juta orang terhadap Maret 2021.
Kriteria penduduk miskin versi BPS, boleh jadi menghasilkan data penduduk miskin Indonesia yang demikian, tapi apakah faktanya demikian? Tidak mencapai 10 persen, lho. Penduduk Indonesia yang miskin.Â
Jujur, sebagai rakyat jelata, seharusnya kita bangga, penduduk miskin Indonesia yang dilaporkan oleh BPS.di bawah 10 persen. Tapi, bila fakta di lapangan tidak demikian? Apa yang sedang dicari? Menghibur diri? Menunjukkan kinerja pemerintah dan parlemen yang signifikan? Mencari prestasi?Â
Membaca informasi jumlah penduduk miskin sebelum pandemi atau pada Maret 2019 sebanyak 25,14 juta orang atau 9,41%. Jumlah penduduk miskin meningkat memasuki tahun pertama pandemi dan mencapai puncaknya pada Maret 2021 sebanyak 27,54 juta orang atau 10,14% dari total penduduk. Apakah ini sesuai fakta di lapangan?Â