Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Bebal, Tetapi Peka, Memeka, Punya Kepekaan

23 Agustus 2022   11:12 Diperbarui: 23 Agustus 2022   11:19 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, membentuk pribadi yang lebih peduli, tidak egois, dan tidak individualis
Sifat peka, memeka, kepekaan akan mengantarkan seseorang lebih memahami posisi orang lain. Dengan begitu, dia akan lebih peduli terhadap sesama dan terhindar dari sifat egois atau individualis. 

Kedua, memiliki rasa peka, memeka, dan kepekaan, membantu proses mengatur emosi. Seseorang dengan rasa peka, memeka, dan kepekaan,  cenderung lebih mudah merasakan suatu emosi. Bukan saja emosi diri sendiri, melainkan juga emosi orang-orang sekitar. Lambat laun hal ini akan bermanfaat untuk mengatur atau mengendalikan emosi dalam diri.

Ketiga, membantu dalam mengasah kemampuan dalam menjalin hubungan sosial. Rasa peka, memeka, dan kepekaan seseorang terhadap sekitar akan membuat seseorang pandai menempatkan diri. Akan bisa bersikap sesuai situasi dan kondisi. Hal ini tentu akan berpengaruh dalam kehidupannya di lingkungan sosial. Akan lebih mudah dalam menjalin hubungan sosial yang baru. Sebab, mereka mempunyai kemampuan untuk membaca situasi dan memahami orang lain, sehingga tahu bagaimana harus bersikap.

Keempat, membantu mendorong pembentukan nilai moral dalam diri. Peka, memeka, dan kepekaan akan membuka mata seseorang untuk melihat sekitar. Dengan begitu, seorang akan lebih terlatih mengidentifikasi benar dan salah. Atau dengan kata lain, kepekaan akan membantu membentuk nilai-nilai moral dalam diri.

Kelima, membuat senantiasa merasa lebih bersyukur dan bahagia. Peka, memeka, dan kepekaan akan membuat seseorang lebih menyadari setiap hal yang ada di sekitarnya. Hal ini akan membuat seseorang yang punya kepekaan lebih bersyukur dan menjalani hidup dengan bahagia.

Karenanya orang yang peka, memeka, dan punya kepekaan, ciri utamanya adalah:
1. Punya kepedulian tinggi.
2. Dapat menangkap perasaan orang lain.
3. Benar-benar mendengarkan cerita orang lain.
4. Orang lain datang untuk bercerita mengenai masalahnya, kemudian meminta nasihat.
5. Selalu atau sering mencoba untuk coba membantu orang lain yang mengalami masalah.
6. Tanpa sadar sering memikirkan bagaimana perasaan orang lain.
7. Sering kali merasa lelah atau kewalahan dalam situasi sosial.
8. Mengetahui perilaku orang yang tidak jujur.

Apakah saya adalah orang yang selalu mengasah rasa peka, memeka, dan rasa kepekaan dalam diri? Bila saya selalu berusaha untuk jadi pendengar yang baik. Berusaha untuk selalu memahami perasaan dan kondisi yang sedang dialami orang lain. Berusaha untuk selalu memahami berbagai situasi dan kondisi yang sedang dialami. Berusaha untuk selalu menempatkan diri sendiri pada posisi orang lain. Berusaha untuk selalu tergerak dalam menambah jejaring pertemanan dengan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda atau beragam.

Itu artinya saya sudah punya rasa peka, memeka, dan punya rasa kepekaan. Apakah saya sudah seperti itu dalam berkehidupan sosial? Apakah kini saya benar-benar sudah memahami dan menguasai fungsi bahasa hingga saya rnenjadi manusia yang peka, memeka, dan punya kepekaan, karena ISEAKI.
dalam diri saya berkembang?

Percuma sekolah, kuliah, ikut seminar, ikut pelatihan kepemimpinan-keorganisasian, ikut diklat, ikut kursus, studi banding, dll. tetapi hati dan pikiran yang berwujud sikap ISEAKI saya dalam kehidupan nyata tetap tak lulus rapornya. Tetap tidak punya rasa peka, memeka, dan tak punya kepekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun