Wadah SSB pun akhirnya berjalan sendiri-sendiri. MKST hanya berfungsi menggaungkan nama SSB menjadi resmi untuk wadah sepak bola akar rumput di Indonesia, meski tak pernah lahir regulasi untuk SSB dari PSSI. Wadah sepak bola akar rumput terus menjamur. Terus salah kaprah.
Sejak Kepengurusan PSSI Â di jabat oleh Ketua Umum pertama, Soeratin Sosrosoegondo (1930 - 1940), kedua: Artono Martosoewignyo (1941 - 1949), ketiga: Maladi (1950 - 1959), keempat: Abdul Wahab Djojohadikoesoemo (1960 - 1964) kelima: Maulwi Saelan (1964 - 1967),Â
keenam: Kosasih Poerwanegara (1967 - 1974), ketujuh: Bardosono (1975 - 1977), kedelapan: Ali Sadikin (1977 - 1981), kesembilan: Sjarnoebi Said (1982 - 1983), kesepuluh: Kardono (1983 - 1991), Â kesebelas: Azwar Anas (1991 - 1999), dan keduabelas: Agum Gumelar (1999 - 2003), baru di bawah kepemimpinan Agum Gumelar, nama Sekolah Sepak Bola (SSB) muncul di Indonesia.
Kini, setelah 23 tahun nama SSB digaungkan oleh PSSI dan resmi dianggap sebagai wadah sepak bola akar rumput, ternyata estafet Ketua Umum berikutnya mulai dari Nurdin Halid 2003 - 2011; Djohar Arifin Husin 2011 - 2015; La Nyalla Mattalitti 2015 - 2016; Edy Rahmayadi 2016 - Januari 2019; Joko Driyono Januari - Maret 2019; Â
Iwan Budianto Maret - November 2019; dan Mochamad Iriawan November 2019 - Sekarang, SSB kedudukannya masih tidak terakomodir di PSSI. Keberadaannya terus dibiarkan salah kaprah. Tetapi pemain hasil binaan SSB tetap.dipetik oleh Klub dan PSSI, boleh disebut dengan cara akal-akalan dan gratisan.
Pihak swasta pun dibiarkan berlomba dan saling sikut menggarap wadah sepak bola akar rumput. Ujungnya, lahir SSB jadi-jadian, event SSB asal-asalan. Lalu ada yang buat Asosiasi SSB-lah, Forum SSB-lah, dll, sampai membuat kompetisi SSB, namun banyak yang memprosesnya tidak dengan cara keorganisasian yang benar.
Seiring waktu, akhirnya kini telah terseleksi secara alam, mana SSB yang benar, mampu bertahan. Mana penyelenggara event SSB yang benar dan cerdas mengikuti prosedur keorganisasian. Mana yang abal-abal dll.
Apa pun perjalanan kisahnya, sepak bola akar rumput Indonesia dengan wadah bernama SSB memang telah membuka mata dunia, bahwa Indonesia tak pernah kekeringan dari talenta sepak bola handal. Namun, karena SSB masih salah kaprah, maka hasilnya signifikan.
Shin Tae-yong (STy), pelatih Timnas Indonesia sekarang, menjadi saksi bahwa sejatinya pembinaan sepak bola akar rumput Indonesia selama ini masih gagal. Para pemain Timnas rata-rata belum lulus teknik, intelegensi, personality, dan speed (TIPS) masih jauh di bawah standar rapor pemain Timnas yang semustinya.
Pertanyaannya, bila sekarang wadah SSB telah menjamur dan faktanya masih gagal melahirkan pemain yang lulus TIPSnya, apakah para pegiat sepak bola akar rumput yang memiliki wadah bernama SSB, ada embel-embel kata Sekolah. paham tentang Sekolah? Paham fungsi sekolah, paham unsur beserta jenjang sekolah dan lainnya?
Mendorong PSSI sejak 1999