Langkah PSSI di bawah Agum, mengakui keberadaan SSB sebagai bagian dari piramida pembinaan sepak bola nasional, Â didukung seratus persen oleh PT Matahari Department Store, Tbk sebagai sponsor utama yang mendanai MKST, sementara Tabloid Go menjadi partner media olahraga resmi, dan GMSB Kuningan, Jakarta mendukung sarana tempat acara dan Stadionnya.
MKST yang digagas oleh PSSI dengan dukungan stakeholder terkait, termasuk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, penyelenggaraan pun dipersiapkan matang. Pemilihan 16 SSB peserta digodok oleh Ronny Pattinasarani.
MKST yang dijadikan pilot project untuk turnamen, karena diselenggarakan perdana di Jakarta, maka pesertanya dipilih 16 SSB di Jabodetabek. Para peserta SSB yang dipilih, juga memiliki waktu untuk menyiapkan diri menghadapi MKST, karena MKST diselenggerakan secara terstruktur, terprogram, dan matang.
Menariknya, ternyata 16 SSB terpilih yang mewakil Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok, belum seragam menggunakan nama SSB, masih ada yang tetap berlabel FC.
Demi penyeragaman, karena peserta turnamen belum semua bernama SSB, dan masih berbentuk klub, ditambah nama SSB belum familiar, maka Ronny menyeragamkan 15 tim menjadi berlabel SSB, kecuali ASIOP Apacinti.
Berikut adalah SSB yang terpilih dalam turnamen perdana yang berlangsung di Stadion GMSB Kuningan, Jakarta, 3-11 Juli 1999 dan mencatatkan sejarah sebagai SSB yang mengikuti turnamen SSB perdana secara resmi yang digelar oleh PSSI, yaitu:
ASIOP, Bina Taruna, Mutiara Cempaka, Sukmajaya, Gala Puri, Bekasi Putra, Pelita Jaya, Jayakarta, BIFA, Pamulang, Harapan Utama, Bintaro Jaya, Bareti, Camp 82, Depok Jaya dan Kemang Pratama.
Dari 16 SSB peserta turnamen SSB resmi tersebut, dapat dilihat, hingga kini setelah 23 tahun, mana SSB yang masih hidup dan bertahan. Namun, yang pasti, itulah 16 SSB cikal bakal yang melahirkan SSB menjamur di Indonesia. Itulah 16 SSB Pelopor di Indonesia.
Akronim Jabodetabek
Ada kisah menarik terkait MKST ini. Saat itu Kota Depok belum menjadi anggota akronim Jabotabek karena baru terpisah dari Kabupaten Bogor, hingga akhirnya saya mengusulkan lahirnya akronim Jabodetabek melalui artikel di Harian Warta Kota, Kamis, 11 Mei 2000.
Dalam artikel saya tulis, karena Depok menjadi Kota sendiri, ada 4 model akronim, yaitu: Dejabotabek, Jadebotabek, Jabodetabek, dan Jabotabekde.