Jadi, perkara psikotes itu bukan lulus atau tidak lulus. Bila sesorang melakukan psikotest untuk kebutuhan sendiri, maka dia jadi tahu siapa dirinya, apa masalahnya, dan bagaimana mengatasi masalah dan mengembangkan dirinya.
Bila sebuah sekolah atau Instansi atau institusi, atau perusahaan butuh karyawan, maka psikotes jadi ukuran apakah seseorang sesuai kriteria yang dibutuhkan. Tentunya, juga dengan membandingkan hasil psikotes pelamar lainnya. Hal ini juga berlaku sama bila pelatih Timnas mau merekrut pemain.Â
Pelatih wajib tahu profil, intelegensi, dan psikologi pemain, di luar persoalan teknik dan speed. Terlebih bila program pelatihan dalam bentuk TC yang panjang.
Psikotes juga bukan hanya untuk diri sendiri atau calon siswa, pemain, karyawan, dll. Calon guru dan pelatih pun wajib menjalani psikotest.Â
Sehingga akan diketahui kepribadiannya, intelegensinya, psikologinya, hingga kompetensi sesuai karakteristik sesuai bidangnya. Bila mereka tak mumpuni dalam bidang dan karakteristik sesuai bidangnya, maka belum layak menjadi guru dan pelatih. Harus ada bimbingan, konseling, hingga pendidikan lagi, agar memenuhi syarat.
Jejak digital pelatih Timnas dan Tim yang pakai psikotes
Berikut, saya tampilkan beberapa jejak digital pelatih Timnas Indonesia dan Klub yang memakai prosedur psikotest di antaranya:
Pertama:
Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri menetapkan tiga tes yang harus dilalui oleh calon penggawa Skuad Garuda Jaya. Adapun tes itu meliputi tes kesehatan, psikotes dan tes fisik.
Ada tiga tes jika ingin masuk Timnas U-19. Masing-masing yaitu, tes kesehatan, psikotes dan tes fisik.Â
Empat pemain yang baru saya panggil itu sudah menjalani psikotes (Kamis, 06/3), tes kesehatan (Jumat, 07/3) dan tes fisik (Sabtu pagi, 08/3), terang Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri.
Kedua:
Selain melakukan latihan, Timnas Indonesia U-16 juga menjalani psikotes.
Ada sebanyak 34 pemain Timnas U-16 yang jalani psikotes di Hotel Mercure Batavia, Jakarta, Jumat (11/3/2022).
Pengisi materi dalam kegiatan itu adalah Laksmiari Saraswati yang juga pernah menjadi psikolog bagi Timnas U-16 di masa kepelatihan Fakhri Husaini.
"Sebagai pelatih, mungkin saya bisa memotivasi pemain. Akan tetapi, untuk membangun dan menjaga mental mereka, saya butuh bantuan dari psikolog yang mengisi kegiatan ini," kata Pelatih Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti, dikutip dari pssi.org.
"Tes ini juga untuk melihat karakter para pemain. Sebab sepak bola tidak hanya bicara soal kemampuan fisik pemain, tetapi intelejensia mereka pun harus kita ketahui." ujar Bima Sakti.