Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hati-Hati, Hadapi Thailand U-23 Jangan Mengulang Permainan dari Nol, Lanjutkan Tren Positif-Impresif Garuda Muda!

18 Mei 2022   11:23 Diperbarui: 18 Mei 2022   14:58 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Cara menghargai hasil proses dan perjuangan adalah jangan pernah mengulang dari nol, hindari atau singkirkan yang menghalang, berpondasi cerdas intelegensi dan personality.

(Supartono JW.18052022)

Dalam perkembangan sepak bola yang semakin modern, catatan sejarah head to head dan catatan matematis pertemuan antara kedua tim, kini sering diabaikan. Pasalnya, catatan-catatan tersebut seringkali sudah tak signifikan dengan hasil akhir laga, karena siapa pemenangnya, lebih sering ditentukan oleh kesiapan dan perkembangan tim di situasi akhir sebelum laga berlangsung. Terutama kesiapan TIPS pemain dan Startegi pelatih.

Tak terkecuali, laga semi final sepak bola SEA Games Vietnam 2021 antara Timnas Indonesia U-23 versus Timnas Thailand U-23 yang akan tersaji di Stadion Thien Truong, Nam Dinh, Vietnam, Kamis (19/5/2022) pukul 16.00 WIB. Dari perkembangan kedua tim, saya meyakini, Garuda Muda akan unggul dari Thailand bila Shin Tae-yong (STy) meracik tim dan menerapkan strategi yang cerdas dan tepat, meski dipastikan Asnawi tak akan bisa turun karena akumulasi kartu kuning.

Trend positif dan barisan penyerang Garuda

Sesuai catatan, Garuda rutin dikalahkan Thailand. Tetapi.dalam SEA Games kali ini, pasukan Garuda diisi pemain yang menjanjikan. Apalagi dalam pertemuan terakhir kedua tim di SEA Games 2019, Indonesia sukses mengalahkan Thailand dengan skor 2-0.

Meski dalam fase Grup, Thailand mencatatkan diri sebagai tim terproduktif karena mampu melesakkkan 12 gol, unggul 1 gol dari Indonesia yang hanya mengemas 11 gol, tetapi saya sebut, barisan penyerang pasukan STy tetap lebih garang dibanding pasukan Gajah Perang.

Sesuai perkembangan khusus selama fase Grup, meski sama-sama kalah dilaga pembuka, kualitas skuad Indonesia di SEA Games 2021 lebih mumpuni, karena keberadaan sederet pemain yang mentas di manca negara seperti Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Asnawi Mangkualam, dan Saddil, yang juga didukung oleh barisan gelandang dan bertahan yang terus menunjukkan perkembangan signifikan.

Asalkan penyakit tak cerdas, sikap egois, sikap kampungan tak muncul lagi, maka publik sepak bola nasional akan diberikan garansi kemenangan oleh STy, sehingga target meraih emas semakin dekat terwujud.

Tak hadirnya Asnawi, tentu akan mengurangi kekuatan tim Garuda dalam bertahan dan menyerang terutama dari sektor kanan, namun STy masih punya pemain pelapis yang dapat diandalkan. Atau STy akan menempatkan pos yang ditinggal oleh Asnawi kepada pemain yang lebih berpengalaman, bukan kepada Rio Fahmi yang sering menjadi titik lemah  Timnas U-23 dan akan dimanfaatkan oleh Thailand untuk menggedor Indonesia.

Namun, saya yakin, STy tak akan melakukan perubahan instan, apalagi menghadapi laga krusial, partai semi final. STy tak harus mengubah pola 4-3-3 menjadi pola lain, gara-gara tak ada Asnawi. Juga tak harus coba-coba pemain untuk mengisi pos Asnawi. Percaya saja kepada para pemain yang selama fase Grup sudah dipercaya turun. Sebaliknya, pemain yang dipercaya turun juga wajib menjaga kepercayaan STy dengan tampil cerdas TIPS.

Kesiapan Thailand

Tak diunggulkan karena banyak pihak lebih menjagokan Indonesia, pelatih Timnas U-23 Thailand, Alexandre Polking (AP), kabarnya akan menggunakan taktik khusus untuk melawan Indonesia U-23. Sebab, AP justru melihat Indonesia sebagai tim terkuat pada SEA Games kali ini. Sumber kekuatan Timnas U-23 Indonesia ada di para pemain yang sudah memiliki pengalaman bersama skuad senior yang sebelumnya tampil di Piala AFF 2020.

Dikutip dari Zing News, AP menyebut:
"Indonesia adalah tim yang kuat. Mereka berlatih bersama selama enam minggu sebelum SEA Games dan banyak pemain yang sebelumnya tampil di Piala AFF 2020."

"Mereka adalah pemain muda, tetapi mereka sudah bermain dengan kostum tim nasional. Oleh karena itu, mereka sangat kuat di turnamen U-23," tambahnya.

Menyadari akan kekuatan Timnas Garuda, AP pun merasa perlu menyiapkan taktik khusus untuk melawan pasukan STy dan akan memainkan permainan yang bagus untuk menang plus kepercayaan diri yang tinggi, karena penampilan apik Timnas U-23 Thailand di fase grup hingga menjadi juara Grup B. Padahal sempat kalah 1-2 dari Malaysia di laga pertama.

Walau pun kalah kontra Malaysia, Timnas U-23 Thailand tetap mampu menjadi juara Grup B dengan koleksi sembilan poin dari empat laga. Memimpin klasemen dengan catatan 12 gol dan hanya dua kali kebobolan. Secara matematis, itu lebih baik daripada Indonesia yang hanya mengoleksi 11 gol dan lima kali kebobolan.

AP pun menjanjikan akan meladeni Indonesia dengan gaya bermain sendiri, tetap menekan, mengatur permainan, mempertahankan posisi, sebab catatan matematis tak signifikan mendampak pada hasil di partai sekrusial babak semi final.

Libur panjang, tampil anti klimaks?

Atas fakta-fakta terkini plus catatan matematisnya, sikap merendahknya AP, dan menganggap skuad Garuda Muda adalah tim terkuat dalam SEA Games kali ini, jangan sampai membuat STy dan pasukannya jadi jemawa.

Juga jangan dijadikan anggapan-anggapan Indonesia tim terkuat malah jadi bumerang, bahkan malah membuat Egy dan kawan-kawan, tampil anti klimaks.

Penyakit Timnas Indonesia selama ini, sering tampil anti klimaks karena istirahat atau libur panjang usai fase Grup. Bila fase Grup Timnas tampil setiap dua/tiga hari sekali, maka menunggu partai semi final, pasukan STy istirahatnya lebih panjang.

Istirahat yang lebih panjang ini sering kali menjadi masalah tersendiri bagi Garuda. Permainan jadi seperti mengulang dari awal. Pemain tak panas lagi seperti penampilan di fase Grup. Buntutnya racikan tim dan strategi cerdas pelatih pun dapat tak terealisasi di lapangan gara-gara kondisi TIPS pemain yang kelamaan istirahat dan rileks.

Kondisi ini jangan diremehkan, sebab persoalan setelah libur panjang, Timnas Indonesia biasanya punya problem lambat panas dan bermain seperti mengulang dari nol lagi. Bisa jadi dapat permainan dapat turun seperti saat babak kedua meladeni Vietnam hingga diganjar gelontoran 3 gol.

Selain masalah sendiri tersebut, STy dan para pemain, agar tetap membumi dan tak jemawa, wajib mengingat catatan sejarah pertemuan Indonesia vs Thailand dalam ajang SEA Games.

STy, para pemain! Ingat! sepanjang sejarah pertemuan Indonesia lawan Thailand di SEA Games, tim Garuda selalu kesulitan sejak pertama kali bertemu pada SEA Games 1977.

Ingat! Indonesia kalah 17 kali dari Thailand dalam 22 kali pertemuan di ajang SEA Games. Sisanya, Indonesia hanya mampu menang dua kali dan meraih hasil imbang tiga kali. Thailand selalu  menjadi momok bagi Indonesia.

Lebih miris, Indonesia juga pernah dibantai Thailand dalam beberapa kesempatan. Seperti pada SEA Games 1983, Indonesia kalah 0-5 dari Thailand.
Berlanjut pada 1985, Indonesia tumbang 0-7. Lalu, SEA Games 2003, Indonesia kalahkan 0-6. Dan , 2015, Indonesia kalah 0-5.

Agar lebih aktual dan melihat kondisi tim terkini, berikut head-to-head Timnas U-23 Indonesia vs Thailand U-23 di SEA Games  dalam 5 pertemuan terakhir:
1. SEA Games 2013, Indonesia vs Thailand, (penyisihan grup), 1-4
2. SEA Games 2013, Indonesia vs Thailand (final), 0-1.
3. SEA Games 2015: Indonesia vs Thailand, (semifinal) 0-5.
4. SEA Games 2017: Indonesia vs Thailand, 1-1
5. SEA Games 2019: Indonesia vs Thailand, 2-0.

Jadi, sebelum laga semi final SEA Games 2021, Indonesia telah menggebuk Thailand di pertemuan SEA Games terakhir 2019.

Semoga, STy tak mengubah racikan pola tim secara instan gara-gara ketiadaan Asnawi. Cerdas strategi. Para pemain tak mengulang permainan tim dari nol karena libur panjang, tetapi melanjutkan trend naik secara urutan setelah menggebuk Timor Leste, Filipina, hingga Myanmar.

Para pemain di semua lini pun cerdas TIPS, bahu membahu di semua lini, tak ada yang egois mau hebat sendiri, mau cetak gol sendiri, hingga tak bersikap kampungan, yang dapat merugikan tim dan menerima hukuman kekalahan.

Ingat, bila semua berjalan lancar dan ikuti alur permainan yang trendnya naik, impresif, maka Garuda akan mengulang sukses SEA Games 2019. Kembali menggebuk Thailand, meski pun unggul 1-0 misalnya, dan lolos ke final. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun