Berteman, bersahabat, berkekeluargaan, berpaguyuban, bekerjasama, dan lain sebagainya dengan yang sehati sepemikiran sevisi semisi setujuan saja belum tentu berhasil, maka hindari atau singkirkan yang menjadi duri dan menyakiti agar langkah lebih ringan dan mudah, wadah terus bertahan sukses berkah.
(Supartono JW.14052022)
Di tengah SALAH KAPRAHnya WADAH sepak bola akar rumput di Indonesia, sejatinya saya malu masih menjalankan Sekolah Sepak Bola (SSB) Sukmajaya hingga jelang usia ke 23 dari tanggal berdiri 16 Mei 1999 dan menjelang 24 tahun dari tanggal lahir 10 Juni 1998, padahal hingga saat ini, wadah SSB dan sejenisnya belum ada payung hukum yang resmi dari PSSI dan bantuan Pemerintah (stakeholder terkait). Tetapi, SSB Sukmajaya masih saja saya gulirkan.
Karenanya, SSB Sukmajaya tetap membumi. Terus berupaya tertib menjalankan roda pendidikan dan pelatihan sesuai peraturan yang seharusnya terjadi di wadah yang pakai embel-embel sekolah.
Berdiri secara resmi, ada Anggaran Dasar/Rumah Tangga (ADART), ada perizinan wilayah dan rekomendasi Pengcab (saat itu). Ada struktur organisasi (institusi). Ada Kurikulum. Ada Mars SSB. Pelatih=praktisi sepak bola  (Lisensi pelatih) dan pendidik sekolah formal (D3, S1, S2). Ada tempat pendidkan dan pelatihan teknik, intelegensi, personality, dan Speed (TIPS) yang disesuaikan, dan lainnya yang menyerupai keberadaan sekolah formal.
Sebab, pakai embel-embel nama sekolah di depan kata sepak bola. Sehingga, sebelum SSB Sukmajaya lahir dan dapat berdiri, semuanya diproses dan disiapkan secara matang, bukan untuk sok-sok-an. Apalagi gaya-gaya-an.
Sayang, harapan agar SSB ada payung hukumnya, hingga kini tinggallah harapan. PSSI terus tak berdaya dan tak mau berdaya membikin wadah sepak bola akar rumput menjadi resmi keberadaannya, ada payung hukumnya.
Agar tak ikut-ikutan SALAH KAPRAH, Â SSB Sukmajaya terus mencoba mendidik dan melatih siswa di rel yang benar dan tetap berpatokan dengan apa yang pernah saya ajukan ke PSSI, 21 tahun yang lalu.
Saat itu, keresahan saya menyoal wadah sepak bola akar rumput ini, banyak saya tulis di Tabloid GO, Harian TopSkor, dan lainnya. Namun, sebelumnya, Majalah Garda yang saat itu juga konsen terhadap sepak bola akar rumput, menjadi pelampiasan saya pertama. Redakturnya bahkan meminta saya menulis SURAT TERBUKA untuk PSSI dan untuk Pemerintah.
Hasilnya saya tulis Surat Terbuka dengan judul DILEMA SEKOLAH SEPAK BOLA, tayang di Majalah Garda No. 101/Th. III - 21 Februari 2021. Isinya dapat dilihat atau dibaca di dalam foto profil artikel ini.
Yah, 21 tahun saya sudah tulis agar wadah sepak bola akar rumput di Indonesia tak SALAH KAPRAH. Nyatanya, sampai detik ini, masih dibiarkan SALAH KAPRAH, bahkan sampai JAMURAN, karena terus menjamur.