Bila kekalahan Timnas U-23 saya sebut karena para penggawa Garuda yang direkrut oleh Shin Tae-yong (STY), tak lulus rapor Teknik, Intelegensi, Personality, dan Speed (TIPS)nya, namun banyak pihak, baik perorangan, kelompok, grup, baik di media massa mau pun media sosial (medsos) mengulas statistik hasil laga yang dilansir dari situs resmi SEA Games 2021.
Sesuai fakta, penilaian rapor TIPS secara umum para penggawa Timnas U-23 saya sebut tak lulus, karena secara statistik yang akurat, hasilnya menunjukkan fakta yang benar. Bukan isapan jempol, apalagi asal sekadar menilai.
Bahkan, banyak pihak yang langsung menyampaikan kekecewaan atas penampilan Egy dan kawan-kawan melalui pesan wa kepada saya. Banyak pihak pula yang menyampaikan bahwa STy tak cerdas mengampu Timnas U-23. Mulai dari memilih pemain yang banyak dipertanyakan publik sepak bola nasional, sampai blunder dalam menerapkan komposisi pemain di laga genting versus tim sekelas Vietnam.
Padahal STy sendiri telah mengidentifikasi kelemahan individu dan tim Garuda muda, yang saya sebut Timnas U-23 belum lulus rapor TIPS, tapi sudah harus berjumpa tim sekelas Vietnam U-23 yang dipersiapkan dengan proses tak instan dan sangat matang oleh federasi sepak bola Vietnam.
Catatan Fakhri Husaini
Bahkan, Fakhri Husaini, pelatih yang sukses menakodai Garuda muda angkatan Bagas-Bagus, pun langsung menyampaikan pesan wa kepada saya.
Fakhri pun mengirim catatan statistik laga Vietnam U-23 versus Indonesia U-23 dan mengulas catatan sejarah 4 tahun lalu saat Timnas U-16 bersua Vietnam U-16 dalam AFC Cup.
Dari catatan itu, Garuda muda U-16 unggul segalanya atas Vietnam. Tapi, 4 tahun berselang, sebab penggawa Garuda asuhan STy tak diisi lagi oleh pemain Timnas semasa di U-16, statistik laga pun berbanding terbalik. Vietnam.U-23 unggul segalanya atas Indonesia U-23.
Atas kondisi ini, siapa yang salah dan wajib dipersalahkan, publik sepak bola nasional juga sudah tahu jawabnya. Benang kusut sepak bola nasional di mana akar masalahnya, pun sudah dapat diidentifikasi. Tapi, meski pengurus PSSI kompeten di bidangnya, tapi sepertinya, mereka akan tetap membiarkan sektor benang kusut ini, karena tak.mendapak keuntungan finansial dan politik bagi mereka. Sabar ya, publik sepak bola nasional. PSSI masih dijajah oleh voter. Voter pun hanya untuk kepentingan.
Kembali kepada nasib Timnas U-23, dalam pesan wa, Fakhri menyebut bahwa ball possesion (penguasaan bola di area sendiri), ball progression (penguasaan bola di area lawan), dan passing adalah komponen penting dalam sepak bola.
Fakhri pun menutup dengan pesan, semoga pada 3 laga berikutnya, Timnas kita bisa tampil lebih baik, dan MENANG. Aamiin.