Semoga, Bapak dan semua rakyat Indonesia yang berhati bersih, terbebas dari api neraka. Aamiin.
Logika hati dan pikiran
Sebab pemimpin negeri telah menyirami suasana Ramadhan ini dengan kesejukan, kedamaian, seharusnya arus di bawah ikuti aliran sejuk dan damai itu. Tapi sayang, selepas momentum itu, tetap saja ada yang belum insaf.Â
Untuk itu, secara logika hati dan pikiran, saya mencoba memetakan, sebenarnya kondisi hati dan pikiran kita itu seperti apa. Bagaimana hati dan pikiran Presiden dan Anies dari peristiwa itu? Bagaimana hati dan pikiran para pendukungnya? Atau kira-kira, bagaimana hati dan pikiran saya dalam mengarungi hidup ini.
Logika hati dan pikiran, coba saya petakan menjadi 6, sekaligus menjadi quote. Logika-logikanya adalah:
(1) Perbuatan benar dan baik, selalu datang dari hati yang bersih dan otak yang cerdas. (Supartono JW)
(2) Perbuatan benar dan baik, bisa datang dari hati yang bersih, meski otaknya belum cerdas. (Supartono JW.27042022)
(3) Perbuatan salah dan buruk, bisa datang dari hati yang bersih dan otak yang cerdas. (Supartono JW.27042022)
(4) Perbuatan salah dan buruk, bisa datang karena hati yang kotor dan otaknya cerdas (licik). (Supartono JW.27042022)
(5) Perbuatan salah dan buruk, bisa datang karena hati yang bersih, tetapi otaknya belum cerdas. (Supartono JW.27042022)
(6) Perbuatan salah dan buruk, bisa datang karena hati yang kotor dan otaknya cerdas. (Supartono JW.27042022)