Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

1 Ramadhan, 1 Syawal Bisa Berbeda, Saya Paham?

26 April 2022   12:19 Diperbarui: 26 April 2022   12:22 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki pertengahan fase 10 hari ketiga ibadah Ramadhan (pembebasan api neraka) masyarakat Indonesia masih bertanya-tanya.

Idul Fitri 1443 Hijriah, 6 hari lagi? Mengapa ada pertanyaan begitu dari masyarakat. Sebab, tahun ini masyarakat Indonesia kembali dihadapkan oleh perbedaan. Perbedaan awal di mulainya ibadah Ramadhan. Perbedaan jatuhnya tanggal 1 Ramadhan. 

1 Ramadhan sudah berbeda

Sehingga masyarakat juga kembali bertanya, apakah Idul Fitri tinggal 6 hari lagi? Sesuai yang telah ditetapkan oleh Muhammadiyah? Atau berapa hari lagi? Sebab, masyarakat Indonesia faktanya tetap terbelah dalam melaksanakan awal ibadah puasa.

Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1443 H/2022 M jatuh pada hari Minggu, 3 April 2022. Penetapan ini didasarkan pada keputusan Sidang Isbat (Penetapan) Awal Ramadan 1443 H yang dipimpin Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Jumat (01/04/2022).

Berbeda dengan pemerintah, Muhammadiyah menetapkan awal puasa tahun ini. 1 Ramadhan 2022 jatuh pada tanggal 2 April 2022. Penetapan ini dimuat dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2022.

Dalam maklumat, juga sudah ditetapkan awal bulan puasa hingga Idul Adha, yaitu
1 Ramadhan 1443 H jatuh pada 2 April 2022 1 Syawal 1443 H jatuh pada 2 Mei 2022. 1 Zulhijah 1443 H jatuh pada 30 Juni 2022. Hari Arafah (9 Zulhijah 1443 H) jatuh pada 8 Juli 2022. Dan, Idul Adha (10 Zulhijah 1443 H) jatuh pada 9 Juli 2022.

Bila, Muhammadiyah telah menetapkan kapan lebaran 2022 akan tiba. Karena, berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dijadikan pedoman, Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Keputusan tersebut tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah. Dan, bunyi maklumat:

"Umur bulan Ramadan 1443 H 30 hari dan tanggal 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin Pon, 2 Mei 2022 M, dikutip dari TV Muhammadiyah, Selasa (26/4/2022). Sementara itu, pemerintah baru akan menetapkan kapan lebaran 2022 tiba usai sidang isbat yang akan digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada Minggu (1/5/2022) mendatang.

Apakah pada akhirnya pemerintah akan memutuskan 1 Syawal, jatuh pada  Senin, 2 Mei 2022, sesuai tanggalan Masehi yang memang sudah berwarna merah? Kalau begitu, maka benar, pertanyaan Idul Fitri 1443 Hijriah tinggal 6 hari lagi. Artinya, masyarakat muslim yang mengikuti komando ibadah Ramadhan berdasarkan aturan pemerintah, hanya melaksanakan ibadah Ramadhan 29 hari.

Atau, mungkinkah pemerintah akan menetapkan 1 Syawal jatuh pada.tanggal 3 Mei 2022? Hingga ibadah Ramadhan rakyat Indonesia yang ikut aturannya genap 30 hari, seperti rakyat yang percaya dan ikut maklumat Muhammadiyah?

Pedoman dan sejarah perbedaan

Perbedaan memulai dan mengakhiri puasa di Indonesia juga pernah beberapa kali terjadi. Seperti pada Ramadan tahun 1435  atau 2014 Masehi. Ada yang memulai puasa pada tanggal 28 Juni, sedangkan pemerintah melalui sidang Isbat bersama ormas-ormas Islam menentukan tanggal 29 Juni 2014.

Tetapi saat itu, menurut hitungan hisab, akhir Ramadan dan masuk bulan Syawal terjadi bersama. Jatuh pada hari dan tanggal yang sama. Konsekuensinya, ibadah Ramadhan ada yang puasa 29 hari, adapula yang 30 hari.

Apakah perbedaan yang sama pernah terjadi pada masa lalu dan zaman Rasulullah?

Zaman Rasulullah perbedaan tersebut pernah terjadi. Meskipun masih harus dikaji apakah pada masa Rasulullah juga terjadi pada tempat yang sama tetapi berbeda mulai puasanya? Seperti yang terjadi di Indonesia. 

Rasulullah pernah berpuasa 30 hari dan berpuasa 29 hari. Karena itulah, ini dijadikan pedoman oleh para ulama, menjalankan ibadah puasa 29 atau 30 hari seperti yang terjadi sekarang di Indonesia. Adalah oleh Muhammadiyah dan Pemerintah dengan metodenya masing-masing.

Sejatinya, menyangkut rukun Islam dan keyakinan Islam, hari-hari puasa telah ditentukan, dan cara memulainya dengan menyaksikan masuknya bulan (QS Al-Baqarah 184-185). Terkait dengan cara penetapan mulai puasa, ada beberapa hadits yang dapat dijadikan pedoman.

(1) Hadits Rasulullah: "Janganlah kamu berpuasa (Ramadan) sehingga melihat tanggal (satu Ramadan) dan janganlah berbuka (mengakhiri puasa Ramadan) sehingga melihat tanggal (satu Syawal). Jika dihalangi oleh awan/mendung maka kira-kirakanlah." (H.R. Bukhari Muslim dari Ibnu Umar).

(2) Hadits tentang perintah melihat hilal: "Berpuasalah (Ramadan) karena melihat tanggal (satu Ramadan). Dan berbukalah mengakhiri puasa Ramadan karena melihat tanggal (satu Syawal). Apabila kamu terhalangi, sehingga tidak dapat melihatnya, maka sempurnakanlah bilangan Sya'ban tiga puluh hari." (Bukhari Muslim dari Abu Hurairah).

Untuk menyatukan pentingnya persatuan mendasari pada perintah dalam Surat QS An-Nisa: 59 yang terjemahnya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (AlQuran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

Dalam hadits Rasulullah yang lain, juga menyebut: "Wajib bagi kalian untuk taat (kepada pemimpin), meskipun yang memimpin kalian itu seorang hamba sahaya Habsyi." (H.R. Bukhari dari Irbadh bin Sariyah).

Sebab, ada sejarah pedoman sesuai hadits dan PerintahNya, maka seperti tahun ini, di Indonesia, umat muslim dihadapkan pada perbedaan awal memulai 1 Ramadhan, yang bisa jadi, bukan mustahil berbeda pula 1 Syawalnya. 

Hal ini terjadi, karena perbedaan pemahaman terhadap dasar-dasar pada tingkat metode implementatifnya. Sehingga terjadilah perbedaan pada pelaksanaan, perbedaan dalam memulai puasa, berimbas akhir pada bilangan puasa. Ada yang berpuasa 29 hari dan ada yang berpuasa 30 hari. Rasulullah pun pernah berpuasa 30 hari dan berpuasa 29 hari.

Semoga, Hari Raya Idul Fitri  atau 1 Syawal 1443 Hijriah, tahun 2022 Masehi bagi umat muslim Indonesia, jatuh pada hari yang bersamaan, yaitu Senin, 2 Mei 2022. 

Mengapa 1 Ramadhan dan 1 Syawal jatuh harinya menjadi berbeda atau sama? Bila saya/kita memiliki pandangan yang berbeda, berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (AlQuran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Sehingga, baik yang melaksanakan puasa 30 atau 29 hari, sebab mengikuti pedoman, terhindar dari kesalahan dan dosa, terbebas dari api neraka. Aamiin.

Semoga Lebaran umat muslim Indonesia, sama, Senin, 2 Mei 2022. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun