Yah, kikir itu terlampau hemat memakai harta bendanya, pelit, lokek, kedekut.
Mungkin karena memiliki sifat dan karakter kehidupan yang kikir, maka orang-orang seperti itu suka mengambil keuntungan dari uang atau harta dan lainnya, milik orang lain, mengendapkan, tak amanah, dan lainnya.
Sejatinya, dari fakta kehidupan yang telah kita jalani, orang-orang kikir justru telah menjauhkan diri dari persaudaraan, kekeluargaan, pertemanan, persahabatan, hingga tanpa disadari, mereka malah anti sosial (sosial) yang tercipta dengan sendirinya, bukan karena orang lain.
Bagi mereka, uang, harta benda, makanan, dan lain sebagainya, adalah segalanya. Sampai lupa, bahwa semua itu hanyalah titipan di dunia, dan tak akan ada yang akan ikut atau dibawa ke liang kubur.
Berbagi itu indah
Semoga saja, saya terus terhindar dari sifat dan karakter kikir. Terlebih, kini ibadah Ramadhan 1443 Hijriah sudah di penghujung 10 hari fase kedua, penuh ampunan.
Dalam Al-Quran, Surat Al Baqarah Ayat 261 Allah berfirman:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Dari ayat tersebut dapat kita pahami, bila saya/kita berbagi di jalan Allah dengan ikhlas, maka balasan pahalanya akan berlipat ganda.
Karenanya, bagi umat muslim, bulan Ramadan merupakan bulan kebaikan yaitu bulan yang tepat untuk melaksanakan berbagai macam kebaikan. Sebab, segala bentuk kebaikan yang kita lakukan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Salah satu kebaikan yang dapat saya/kita lakukan adalah dengan berbagi. Berbagi itu artinya memberi sesuatu berupa barang, cerita, kisah, uang, makanan, dan sebagainya.