Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Apakah Hati Saya Bersih?

17 April 2022   23:08 Diperbarui: 17 April 2022   23:25 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jasmani manusia juga dilengkapi dengan hawa nafsu. Hawa nafsu, berarti keinginan dan kecenderungan kejasmanian dan ia tidak mungkin dibunuh kecuali manusia itu sendiri yang mati. Tanpa nafsu manusia tidak akan ada keturunan.

Karenanya, hawa nafsu wajib dikontrol dan dikendalikan. Bila tak terkontrol, maka ia akan mendorong manusia mementingkan hidup kematerian atau kebendaan. Manusia seperti itu akan mudah hanyut dalam kehidupan yang tidak bersih, bahkan mudah berbuat kejahatan. Dengan kata lain, manusia seperti ini biasa berkubang dalam kebejatan, karena hanyut dalam pusaran duniawi.

Kedua, manusia dicipta dengan dilengkapi unsur rohani. Berasal dari unsur roh, yang berarti suci. Karena roh berasal dari sesuatu yang suci, maka kebutuhannya pun juga bersifat rohani dan suci. Roh inilah yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang suci dan terpuji.

Karena terbuat dari dua unsur, jasmani (hawa nafsu) dan roh, maka keingkaran manusia  dapat lebih setan daripada setan. Sebab setan tidak pernah memotong-motong hak rakyat, sedangkan kebiadaban manusia bukan hanya mampu memotong hak sesamanya, bahkan tega melakukan perbuatan yang sangat biadab sekalipun.

Itulah sebabnya, manusia bisa menjadi setan, maksudnya bukan bentuk manusia yang berubah menjadi setan, tetapi perbuatan manusia itu sendiri sudah menjadi perbuatan setan, bahkan melebihi perbuatan setan. 

Untuk itulah Allah membimbing manusia dengan mewajibkan beribadah kepada-Nya agar rohani manusia selalu bersih dan bening. Dengan kebersihan rohani inilah keinginan jasmani manusia akan dapat terkendali.Tempat bersemayamnya rohani manusia pada hati. Kebersihan hatilah yang menentukan buruk-baiknya seseorang.

Dalam Al-Quran Surat Al -Hajj, ayat 46, Allah berfirman: "Maka sesungguhnya bukan mata kepala mereka yang buta, tetapi mata hati mereka yang buta. Apabila dalam dirinya terdapat hati yang bersih, maka akan lahir di sana akhlak yang terpuji. Sebaliknya, bila dalam diri seseorang tersimpan hati yang kotor, maka akan lahir di sana akhlak yang bejat."

Dalam kenyataannya, hati yang bercahaya akan melahirkan watak terpuji, seperti keikhlasan, kejujuran, kesederhanaan, baik pada diri manusia mulai dari rakyat jelata sampai pada pemimpin bangsa. Sedangkan hati tanpa nurani akan melahirkan watak kotor dan jahat, biadab.

Orang-orang yang memiliki hati bersih, dapat mengoreksi diri, merefleksi diri, instrospeksi diri, tahu diri, luhur budi, rendah hati, hingga dapat mengendalikan diri. 

Mengapa Al-Quran diturunkan Allah Yang Maha Suci, pada bulan Ramadan yang suci? Sebab Allah menurunkannya kepada orang yang hatinya suci. Bukan kepada orang yang hatinya kotor dan berkarat.

Semoga di fase 10 hari kedua ibadah Ramadhan 1443 Hijriah ini, orang-orang yang terus bikin keruh dan kisruh di Indonesia, yang masih berperilaku lebih setan daripada setan, dibukakan mata dan hatinya, lalu menyadari bahwa perbuatan mereka selama ini adalah perbuatan setan, bukan manusia. Sebab, hatinya tak bersih, jadi sangat gemar berlumpur kejahatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun