Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Doa Orang Teraniaya Dahsyat dan Mustajab

4 April 2022   20:09 Diperbarui: 4 April 2022   20:25 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mencari keuntungan pribadi dan golongan di bulan penuh berkah dan ampunan, mengapa masih dilakukan? Ingat! Doa orang-orang teraniaya itu, dahsyat dan mustajab. (Supartono JW.04042022).

Kisah ini saya angkat, sebab banyak yang bertanya, mengapa bulan Ramadhan, rakyat juga terus dicecar untuk lahan cari keuntungan?

Pandemi corona menjelang jadi endemi bila semua masyarkat tetap patuhi protokol kesehatan, mudik bebas pun jangan sampai ada wacana ditarik kembali oleh rezim.

Pasalnya, sebagai rakyat biasa, saya sampai tergagap mengikuti jejak langkah kebijakan pemerintah sekarang yang terus melucurkan peraturan dan kebijakan bak roket yang menggelegar di tengah perang Rusia-Ukrania, tapi ini terjadi dan terus menghantam rakyat Indonesia.

Hati dan pikiran rakyat?

Akibat semua meroket, kira-kira rakyat Indonesia sekarang apakah tetap percaya dan mendukung pemerintah dan parlemen? Termasuk kepada partai yang menjadi kendaraan mereka hingga menjadi elite yang duduk di tahta. Tetapi elite yang nampak  rakus harta dan gila kedudukan, tak peduli kepada penderitaan rakyat?

Lihatlah, cara-cara lama tetap dipakai untuk tetap dapat merebut hati dan pikiran rakyat. Kini setelah dibikin muter-muter menderita, rakyat seolah dibela dan dipedulikan dengan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng. Hmmm pasti rakyat berebut kan? Pintarnya? 

Seolah masalah minyak goreng akan selesai ya? Sebab, penjinak rakyat bernama BLT minyak goreng sudah diturunkan. Tapi berikutnya apa?

Ternyata lepas dari episode minyak goreng, pemerintah justru terus tega meluncurkan episede penderitaan rakyat. Kali ini episode itu banyak pihak yang menyebut sebagai episode pandemi meroket. 

Pandemi meroket karena harga-harga yang berhubungan dengan hajat hidup rakyat, semua naik. Tapi pemimpin partai yang justru sekarang sedang mencengkeram negeri ini, malah meminta rakyat kreatif akibat ulah mereka. Saat mereka tak menjadi penguasa, begitu harga-harga naik, ada episode bercucur air mata kesedihan, lho. Tapi kini mereka bukan rakyat, tapi malah bikin rakyat menangis.

Luar biasa, penderitaan akibat corona belum reda. Banyak rakyat yang masih menganggur karena imbas PHK dan tutupnya usaha. Nafas kehidupan masih sesak akibat harus selalu patuh kepada peraturan pemerintah yang plin-plan, tapi menguntungkan kepentingan kelompok mereka sendiri. 

Siapa yang dapat lahan jualan alat test corona, yang harga modalnya hanya puluhan ribu, tapi dijual ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Rakyat yang sudah menderita ditambah menderita dengan aturan corona yang terus menguntungkan siapa. 

Di sisi lain ada IKN baru, BPJS, rakus harta dan jabatan hingga berpura membela rakyat dengan wacana Pemilu ditunda agar jabatan Presiden bertambah periodenya. Tapi tak sadar sejak 2014 hingga 2022, utang Indonesia terus meroket pula. Siapa yang utang? Siapa yang suruh bayar utang? Kini uang rakyat juga dipakai buat program BLT minyak goreng.

Lahan corona hilang, lahan baru dibuat

Derita rakyat Indonesia di bulan Ramadhan nampaknya akan terus ditambah. Skenario murah pun diluncurkan. Karena corona mereda. Lahan basah hilang. Mudik pun dibebaskan dengan catatan yang belum booster wajib swab antigen. Yang baru 1 atau 2 vaksin wajin test PCR. Waaah jualan lagi, menghabiskan stok sepertinya. He he.

Tapi ada lahan basah lagi. Mudik bebas, tapi BBM dan tol dinaikkan. Benar-benar cerdas liciknya. Pun suasana ramadhan, harga kebutuhan ikut meroket karena PPN dinaikkan. Siapa hayoo yang diuntungkan? Para pengusaha kah? Tak cukup nampaknya hanya menyerang dari skenario minyak goreng. Maka skenario lain, roketnya pun diluncurkan. 

Ke mana DPR? Dewan Perwakilan Rakyat? Apa sudah menjadi Dewan Perwakilan Rezim?

Lihatlah! Setelah minyak goreng. Belum lagi BPJS yang masih terus diobok-obok. Pertamax, Tol, PPN yang berbuntut harga-harga kebutuhan pokok rakyat semua naik. Juga akan menyusul Pertalite, LPG 3 kg. Apa lagi? Ke mana kalian? Sibuk urusi harga gorden 90 juta untuk rumah dinas yang akumulasinya 48 miliar? Hmmm

Teruslah berpesta di atas roket. Tapi ingat, saat mati apa yang dibawa? Apa harta dan tahta ikut dibawa? He he. 

Ingat! Hidup di dunia itu, ibarat minum seteguk lalu pergi selamanya! Segala sesuatu pasti akan ada batasnya. Bila rakyat terus dihajar dengan penderitaan dan dipermainkan, doa rakyat yang menderita itu dahsyat dan mustajab! Camkan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun