Siapa yang dapat lahan jualan alat test corona, yang harga modalnya hanya puluhan ribu, tapi dijual ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Rakyat yang sudah menderita ditambah menderita dengan aturan corona yang terus menguntungkan siapa.Â
Di sisi lain ada IKN baru, BPJS, rakus harta dan jabatan hingga berpura membela rakyat dengan wacana Pemilu ditunda agar jabatan Presiden bertambah periodenya. Tapi tak sadar sejak 2014 hingga 2022, utang Indonesia terus meroket pula. Siapa yang utang? Siapa yang suruh bayar utang? Kini uang rakyat juga dipakai buat program BLT minyak goreng.
Lahan corona hilang, lahan baru dibuat
Derita rakyat Indonesia di bulan Ramadhan nampaknya akan terus ditambah. Skenario murah pun diluncurkan. Karena corona mereda. Lahan basah hilang. Mudik pun dibebaskan dengan catatan yang belum booster wajib swab antigen. Yang baru 1 atau 2 vaksin wajin test PCR. Waaah jualan lagi, menghabiskan stok sepertinya. He he.
Tapi ada lahan basah lagi. Mudik bebas, tapi BBM dan tol dinaikkan. Benar-benar cerdas liciknya. Pun suasana ramadhan, harga kebutuhan ikut meroket karena PPN dinaikkan. Siapa hayoo yang diuntungkan? Para pengusaha kah? Tak cukup nampaknya hanya menyerang dari skenario minyak goreng. Maka skenario lain, roketnya pun diluncurkan.Â
Ke mana DPR? Dewan Perwakilan Rakyat? Apa sudah menjadi Dewan Perwakilan Rezim?
Lihatlah! Setelah minyak goreng. Belum lagi BPJS yang masih terus diobok-obok. Pertamax, Tol, PPN yang berbuntut harga-harga kebutuhan pokok rakyat semua naik. Juga akan menyusul Pertalite, LPG 3 kg. Apa lagi? Ke mana kalian? Sibuk urusi harga gorden 90 juta untuk rumah dinas yang akumulasinya 48 miliar? Hmmm
Teruslah berpesta di atas roket. Tapi ingat, saat mati apa yang dibawa? Apa harta dan tahta ikut dibawa? He he.Â
Ingat! Hidup di dunia itu, ibarat minum seteguk lalu pergi selamanya! Segala sesuatu pasti akan ada batasnya. Bila rakyat terus dihajar dengan penderitaan dan dipermainkan, doa rakyat yang menderita itu dahsyat dan mustajab! Camkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H