Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbuat Baik dan Jahat, Mana Lebih Sulit?

3 Februari 2022   13:47 Diperbarui: 3 Februari 2022   14:13 2181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Baik dan jahat paket

Perbuatan baik dan jahat adalah paket dalam diri manusia. Sebab, tak ada satu pun manusia di dunia ini yang dapat menghindari atau terhindar dari perbuatan tersebut.

Ada banyak motif mengapa orang berbuat baik dan berbuat jahat. Namun motif tersebut sangat dilandasi oleh spidometer pendidikan nonformal dan formal seseorang baik yang di dapat dari lingkungan keluarga, bangku sekolah/kuliah, dan pengaruh dari keteladanan masyarakat, para wakil rakyat, dan pemimpin negeri.

(Kejahatan Rakyat Jelata) Peristiwa kejahatan yang pelakunya tak mengenal korbannya, itu sudah lazim terjadi dan biasanya latar belakangnya karena soal perut yang lapar. 

Sehingga pelaku kejahatan sampai tega melukai bahkan membikin nyawa korban melayang demi mendapatkan harta benda milik korban. Peristiwa kejahatan semacam ini saya sebut sebagai Kejahatan Rakyat Jelata. Sebab perikemanusiaan dan perikeadilan di negeri ini masih sebatas wacana, mimpi bagi rakyat jelata.

(Kejahatan Kerah Putih) Masyarakat juga tahu bahwa di dunia ini ada istilah Kejahatan Kerah Putih. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kejahatan kerah putih adalah tindak pidana yang dilakukan oleh pegawai yang berprofesi, dari pemerintah atau swasta, untuk kepentingan pribadi atau golongannya, seperti melakukan kejahatan korupsi, penyalahgunaan tender, dan sebagainya.

(Kejahatan Tak Amanah) Kejahatan macam ini, sejatinya terjadi sejak zaman-zaman kerajaan dahulu. Tetapi, meski banyak negeri sudah tak berbentuk kerajaan lagi, ternyata para wakil rakyat dan pemimpin negeri yang seharusnya berbuat dan bertindak amanah untuk rakyat, malah hanya amanah untuk diri dan keluarganya, kelompok dan golongannya, oligarki dan dinastinya, serta partai dan cukong, di atas penderitaan rakyat.

Selain itu, tentu masih banyak bentuk kejahatan yang lain tergantung motifnya. Namun, dari bentuk kejahatan rakyat jelata, kejahatan kerah putih, dan kejahatan tak amanah, kira-kira kejahatan jenis mana yang sudah sering saya perbuat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun