Dunia memang masih dilanda pandemi corona. Terlebih datang makhluk corona dengan nama baru. Entah nama-nama virus corona sengaja dibikin sebagai identifikasi jenis virusnya? Atau sebagai identifikasi nilai BISNISnya? Sebab, di negeri +62, corona menjadi berkah bagi yang kini punya kuasa untuk mendulang pundi rupiah dengan berbagai dalih yang mudah dibaca.
Sebaliknya, terus menjadi musibah bagi rakyat yang hanya menjadi atas nama bagi para pelaku yang diamanahi untuk.membikin rakyat sejahtera, sebaliknya mereka lakukan segalanya untuk kepentingan sendiri.Corona ternyata juga menjadi alasan bagi federasi sepak bola nasional bernama PSSI, dari tak berdayanya menggelar laga sepak bola bernama FIFA MATCHDAY di awal tahun 2022.
Padahal jadwal FIFA Matchday 2022 selalu dijadikan momentum terbaik bagi negara lain, demi mendulang raihan poin FIFA. Ada tiga jadwal FIFA Matchcay sepanjang 2022. Pertama, 24 Januari sampai 2 Februari. Kedua, 21-29 Maret, dan yang ketiga adalah 19-27 September tahun ini.
Dapat dipastikan, tak ada satu pun negara anggota FIFA yang tak berjuang untuk dapat memanfaatkan FIFA Matchday. Bahkan, banyak negara yang mampu memanfaatkan jatah FIFA Matchday di setiap sesinya, sampai menggelar tiga laga.
Pasalnya, hasil dari pergelaran FIFA Matchday, sangat membantu setiap negara meraih poin demi perbaikan peringkat di FIFA.
Sebagai catatan, bila dimanfaatkan dan dimaksimalkan, sesi FIFA Matchday, khususnya bagi Indonesia, tambahan poinnya akan menguntungkan bagi Garuda dalam Kualifikasi Piala Asia 2023Â yang digelar 8-14 Juni 2022.
Ranking FIFA yang lebih baik akan membantu Indonesia terhindar dari grup neraka di Kualifikasi Piala Asia 2023. Terlebih, pengundian (drawing) Kualifikasi Piala Asia 2023 akan dilakukan pada Februari 2022. Sementara, Indonesia saat ini masuk ke pot 4 dengan peringkat FIFA 164.
Timnas Indonesia bisa memperbaiki peringkat untuk masuk setidaknya ke pot 3, caranya adalah dengan memenangi semua laga di FIFA Matchday Januari 2022, atau sebelum drawing digelar.
Tak mampu urus FIFA Matchday
Tapi, dengan alasan klasik, ternyata PSSI selalu saja tak mampu memanfaatkan FIFA Matchday yang jadwalnya sudah teragenda jelas dan dipahami oleh seluruh anggota FIFA di seluruh dunia.
Kini, jadwal FIFA Matchday.pertama tahun 2022, nampaknya akan dilewatkan begitu saja oleh PSSI, dan kini ada corona yang jadi salah satu topik alasan.
Publik sepak bola nasional juga dapat berhitung, lho? Singapura adalah tim yang berpotensi bisa dikalahkan Indonesia secara ranking. Singapura kini ada di pot 3 dan hanya berselisih 10,21 poin dari Indonesia. Bila Indonesia berhasil memenangi seluruh laga FIFA Matchday, Indonesia jelas akan masuk ke pot 3 Kualifikasi Piala Asia 2023 dan mendepak Singapura ke pot 4.
Apalagi, pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong (STy) diketahui publik juga telah memastikan bahwa Indonesia memasang target tinggi untuk tampil di Piala Asia 2023.
Kini, jadwal FIFA Matchday ternyata akan diisi oleh PSSI hanya dengan meladeni tim sekelas Timor Leste, sebelumnya juga tersiar berita, akan menghadapi Brunei. Namun kemudian muncul, nama Bangladesh. Seiring waktu, timnas Bangladesh ternyata memilih untuk membatalkan pertandingan. Bangladesh keberatan dengan regulasi penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia yang mewajibkan karantina mandiri bagi warga negara asing pendatang. Selain itu, Timnas Bangladesh juga belum bisa memenuhi persyaratan vaksinasi minimal dua kali untuk para pemainnya. Bangladesh pun menarik diri.
Karena alasan klasik, KESULITAN MENCARI LAWAN, PSSI nampaknya akan menjatuhkan pilihan, hanya sekadar melawan Timor Leste.
Apa kira-kira yang akan didapat oleh pasukan STy yang digadang mempertahankan Piala AFF U23 atau sebagia Persiapan Babak Kualifikasi Piala Asia, bila meladeni tim-tim yang rankingnya jauh di bawah Indonesia?
Ini saya sebut sebagai upaya PSSI melukis di atas pasir. Tak ada manfaat signifikan, untuk tim yang dipersiapkan mempertahan gelar Piala AFF U23 maupun kualifikasi Piala Asia.
Meladeni Bangladesh batal? Padahal Bangladesh itu rangking 186. Lalu, sempat ada pilihan Brunei yang posisi 188 FIFA. Dan, kini malah memilih Timor Leste yang rankingnya 196.
Haruna  tak pantas jadi Exco!
Sudah begitu, ada Exco PSSI yang sok tahu. Tak melihat diri sendiri. Menganggap STy tak berprestasi karena tak mengantar Garuda juara Piala AFF 2020.
Sungguh, ini Exco PSSi buta mata dan tuli sepertinya. Tak melihat apa yang dikerjakan oleh PSSI selama ini. Tak menanam maunya memetik. Kok bisa, model Haruna bisa jadi Exco PSSI?
Pantas muncul  #Harunaout. Pantas tuh si Haruna jangan ada di PSSI. Mikir Haruna! Apa yang sudah Anda kerjakan sebagai Exco PSSI? Lihat, FIFA Matchday saja selalu gagal mendapatkan lawan berkelas dan  cuma mau lawan Timor Leste!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H