Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mawas Dirilah Timnas, Semoga Hasil Final Leg Kedua Tetap Membanggakan Publik Sepak Bola Indonesia

31 Desember 2021   14:34 Diperbarui: 31 Desember 2021   15:02 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, sebab sok-sok an bermain terbuka, maka ada kesan meremehkan, hingga lini pertahanan pun menjadi sangat terbuka, dan menjadi celah bagi Thailand menggelontor 4 gol.

Keempat, punya kemampuan serangan balik. Tetapi lagi-lagi karena para pemain bermain tak cerdas intelegensi dan personaliti, sehingga egois, individualis, dan bermain kampungan, peluang emas  yang tercipta lebih dari 4 kali, tak ada satu pun yang menjadi gol.

Bandingkan dengan 4 gol Thailand. Proses terciptanya sangat terorganisir, rapi, efektif, dan simpel. Karena cara bermain yang cerdas dan kotaan.

Secara matematis, berat

Laga leg kedua babak final Piala AFF 2020 akan menjadi laga rileks bagi pasukan Gajah Perang, sebaliknya menjadi laga penuh beban bagi pasukan Indonesia.

Bila STy menerapkan strategi yang benar, memasang pemain yang tepat meski tak ada Pratama Arhan, dan pemain juga mampu bermain cerdas dan kotaan, lalu konsentrasi di barisan belakang seperti saat menahan imbang Vietnam di fase grup, bermain tertutup, serta tetap cerdas dengan strategi serangan balik, minimal Indonesia akan mampu menahan imbang Thailand, sekaligus mencuri gol dari serangan balik yang cerdas dan efektif. Tak ada individualis dan egois. 

Meski secara matematis, level Thailand yang benar-benar sudah di atas rata-rata level Indonesia, dalam sepak bola, segala kemungkinan dapat terjadi. Dan dapat membalikkan catatan matematis. Sebab, ada kata, tidak ada yang tidak mungkin, sepanjang diperjuangkan dengan benar, cerdas, dan dengan cara kotaan, bukan kampungan.

Terpenting, semua pemain Indonesia yang dipercaya turun dan juga pelatih STy, mawas diri yaitu melihat (memeriksa, mengoreksi) diri sendiri secara jujur.

Saya katakan, bila strateginya tepat, komposisi pemain tak coba-coba, tak bermain terbuka, dan semua bermain cerdas kotaan, leg pertama seharusnya bisa disetting berakhir imbang.

Apa bedanya Thailand dan Vietnam yang kini selevel lagi? Dalam laga leg pertama, Thailand memang tampil mendominasi dan berhasil melakukan penguasaan bola mencapai 67 persen tak jauh berbeda dengan penguasaan bola Vietnam saat ditahan imbang Indonesia.

Namun, akibat pertahanan Indonesia yang memang tak ketat, dan menjadi keropos, Thailand mampu menciptakan 19 tendangan, dengan sembilan di antaranya tepat sasaran.Jauh dari catatan statisik Vietnam yang hanya melakukan 1 tendangan tepat sasaran ke gawang Nadeo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun