Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mari Belajar Tepat Waktu dari Sepak Bola Akar Rumput

6 Desember 2021   19:44 Diperbarui: 7 Desember 2021   01:31 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah nilai-nilai kehidupan nyata yang menjadi praktik pembelajaran dan pendidikan anak-anak yang lebih dari sekadar bermain sepak bola.

Perlu diketahui dalam sebuah kompetisi sepak bola resmi, kick off pertandingan tak ubahnya seperti jam lepas landas (take off) pesawat terbang. Pesawat akan terbang sesuai waktu yang ditentukan. Tidak akan peduli dengan penumpang yang terlambat. Begitu pun Kereta Api. 

Dalam kompetisi sepak bila usia dini dan usia muda, para operator kompetisi pun secara profesional sudah taat regulasi dan tepat waktu.

Karenanya, bagi para pesepak bola akar rumput dan usia dini, kompetisi sepak bola sewajibnya menjadi pembelajaran dan pendidikan bahwa nilai-nilai kedisiplinan dalam kompetisi sepak bola menjadi cikal bakal pendidikan belajar tepat waktu di semua aspek kehidupan. Orang tua wajib menjadi teladan bagi anak-anak.

Dengan demikian, juga akan ada efek terhadap labeling bangsa Indonesia oleh dunia, bahwa Indonesia sangat lekat dengan budaya terlambat, jam karet.

Dampak dan budaya terlambat

Dampak yang ditimbulkan dari keterlambatan sering tak dipikirkan oleh seseorang yang memiliki budaya terlambat. Sudah begitu, akibat keterlambatan yang ditimbulkannya pun, kerugiannya sering dianggap sepele dan angin lalu, meski efeknya berdampak pada keadaan fisik maupun non fisik, materi maupun nonmateri,  hingga dampak keutuhan kekeluargaan dan kesatuan-persatuan. Dalam kompetisi sepak bola, tim dapat turun kasta jurang degradasi. 

Bila naik pesawat atau kereta, diri sendiri yang menanggung. Tiket pun hangus. Bila di tempat pekerjaan, ujungnya bisa di PHK, dll. 

Mengingat dampak yang ditimbulkan akibat datang terlambat ke suatu tempat yang kita tuju dan menyangkut kepentingan banyak pihak yang akan mendera kerugian, maka seseorang wajib cerdas mengatur skala prioritas.

Meski budaya terlambat sudah telanjur mengakar di Indonesia. Bahkan di anggap sebagai hal yang lumrah di  Indonesia, dikenal di dunia internasional dengan 'jam karet' pun tak ada beban, khusus untuk generasi akar rumput yang bergelut di sepak bola, kepada para orang tua, jadilah teladan dan panutan bagi anak-anaknya untuk tidak datang terlambat dalam tim sepak bola.

Sehingga tidak merugikan diri sendiri, teman-temannya, tim, pelatih, hingga SSBnya sampai terkena degradasi. Untuk itu, hal berikut dapat membantu untuk orang tua dan siswa yang terbudaya terlambat datang di latihan mau pun di pertandingan, hingga dapat berguna dalam berbagai kegiatan nyata lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun