Karenanya, berbahagialah bagi kita dan siapa saja yang masih dikelilingi orang-orang yang tulus dan dapat dipercaya. Semisal, di kehidupan dalam keluarga, lingkungan masyarakat, tempat kerja. Terlebih bila kita memiliki teman, sahabat, atau orang yang kita sayangi, cintai, membalas segala sikap dan perbuatan kita dengan tulus dan dapat dipercaya.
Orang yang tulus adalah orang yang sungguh dan bersih hati, suci, jujur, tidak pura-pura, tulus hati, tulus ikhlas. Sementara orang yang dapat dipercaya adalah orang yang senantiasa mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata, menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-benar ada, menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur (tidak jahat dan sebagainya), yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dan sebagainya).
Berikan ketulusan dan kepercayaan
Untuk itu, bagi orang-orang yang masih dikelilingi orang-orang yang tulus dan dapat dipercaya, maka jangan pernah coba-coba mengingkari dan mengkhianati ketulusan dan kepercayaan mereka. Ketulusan dan kepercayaan mereka, wajib kita jaga dan rawat. Sebaliknya, kita juga wajib dapat membalas mereka juga dengan ketulusan dan kepercayaan pula. Bukan dengan kepura-puraan. Apalagi sekadar sandiwara dan rekayasa.
Bila sikap tulus dan dapat dipercaya terus tumbuh pada diri saya, kita, mereka, berkembang biak dan menular bak pandemi corona, tentu tak dibutuhkan Satgas ketulusan dan Satgas yang dapat dipercaya. Pun tak dibutuhkan masker, jaga jarak, dan cuci tangan, karena lahirnya orang-orang baru yang tulus dan dapat dipercaya memang selalu dinanti. Orang-orang yang selama ini berpura-pura tulus dan pura-pura dapat dipercaya, insaf kembali ke jalan yang benar.Â
Kepada orang yang senantiasa tulus dan dapat dipercaya, teruslah rawat dan pupuk sikap itu, karena mahal harganya di tengah krisis karakter dan moral di negeri ini.