Untuk itu, perlu saya tanyakan sekali lagi.
Apakah Windy Cantika Aisah yang meraih perunggu, Eko Yuli Irawan yang menggondol perak, Rahmat Erwin  Abdullah yang menggenggam perunggu, Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang menyikat emas, dan Anthony Sinisuka Ginting yang menyabet Perunggu, di dalam hati mereka ada latar belakang dan tujuan lain selain mengharumkan.
Apakah ada intrik dan taktik dan permainan di antara atlet dunia itu untuk saling berbagi juara dan medali? Adakah di antara atlet dunia yang dimodali cukong dan harus membalas budi dengan sekeping emas atau perak atau perunggu? Apakah mereka bertanding juga karena demi mengejar bonus karena faktanya semua lawan berat dan tak mudah ditundukkan?
Seluruh atlet dunia termasuk enam atlet Indonesia, dalam benak pikiran dan hati terdalam, adalah  berjuang untuk nama bangsa dan negara, lalu bila berhasil akan ada balasan Bendera Negara berkibar, sama persis dengan perjuangan para pahlawan, memperjuangkan Indonesia lepas dari penjajahan tanpa embel-embel dan kepentingan terselubung.
Jadi, mengibarkan Bendera Merah Putih di event olahraga dunia, sejatinya tak ada bedanya dengan perjuangan pahlawan kemerdekaan.
Terima kasih, Windy Cantika Aisah, Eko Yuli Irawan, Rahmat Erwin  Abdullah, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, serta Anthony Sinisuka Ginting yang selama Olimpiade terus mengibarkan Merah Putih di pikiran, hati, dan dada, hingga berujud berkibarnya Bendera Merah Putih secara nyata di hadapan publik dunia. Saya yakin, di depan rumah kalian pun, Bendera Merah Putih terus berkibar. Pahlawan selalu bangga pada kalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H