Namun, dalam semua laga yang kalian kalah, kalian tak menampakkan kecerdikan yang ditunjukkan oleh Greysia dan Apriyani. Di sinilah letak kegagalan kalian, kurang dalam kecakapan intelegensi dan personaliti.
Untuk itu, khususnya bagi Federasi Bulutangkis Indonesia PBSI, catatan tentang kelemahan kecakapan intelegensi dan personaliti ini wajib menjadi prioritas evaluasi dan tindakan penanganan dan perbaikan, selain bicara regenerasi pemain. Sebab, bicara teknik dan fisik bulutangkis, negara lain juga berguru kepada Indonesia dengan banyaknya pelatih bulutangkis Indonesia yang dikontrak oleh negara lain.
Jujur, saat tunggal putri, tunggal putra, ganda campuran, dan ganda putra Indonesia kalah dari lawan-lawannya, saya tak percaya bila intelegensi dan personaliti para pebulutangkis kita yang berlabel pemain dunia memperagakan hal yang seharusnya tak perlu dilakukan. Terlebih, penampilan mereka terus secara detail tersorot kamera.
Terima kasih Greysia-Apriyani
Bersyukur, ada Greysia-Apriyani yang kali ini juga turut serta tampil di Olimpiade Tokyo. Dari tangan merekalah akhirnya martabat bulutangkis Indonesia bisa dijaga meski sebelumnya tak terpikir merekalah yang akan meraih emas.
Sebab, selama ini prestasi terbaik ganda putri Indonesia di kompetisi multicabang olahraga empat tahunan itu hanya perempat final, yaitu saat Olimpiade Rio 2016, Greysia Polii masih berpasangan dengan Nitya Krishinda.
Kali ini Greysia berpasangan dengan Apriyani yang lebih muda 10 tahun. Namun, siapa sangka, pasangan ini justru mampu mendapatkan medali emas pertamanya di Olimpiade Tokyo 2020.
Bukti kecerdikan
Raihan emas Greysia dan Apriyani, adalah jerih dari kecerdikan mereka yang sangat cerdas intelegensi dan persinaliti plus mumpuni dalam pedagogi.
Faktanya, dalam partai final, meski sempat kehilangan angka pertama, tetapi mereka berhasil membalikkan keadaan 2-1 usai dua drop shot Greysia jatuh ke bidang permainan lawan.
Selain drop shot, Greysia/Apriyani juga pandai dalam menempatkan bola. Hal itu ditunjukkan Greysia/Apriyani saat menambah keunggulan menjadi 5-1. Inilah yang disebut kecerdikan.
Greysia/Apriyani juga sempat kehilangan beberapa poin dan keunggulan mereka menyempit jadi satu poin saja pada kedudukan 8-7. Namun, Greysia/Apriyani berhasil mengatasinya dan menutup interval gim pertama dengan keunggulan 11-8.