Meski sama-sama berhasil melangkah ke partai puncak Euro 2020 bagi Italia dan Copa America 2021 bagi Argentina, namun, kejadiandi lapangan yang dipertunjukkan pelatihnya berbeda. Pelatih timnas Argentina, Lionel Scaloni ternyata tak sebijak Roberto Mancini yang sementara sukses memecahkan rekor di Euro 2020 dan membawa Italia belum terkalahkan.
Bila Mancini begitu percaya kepada semua pemain yang dipilihnya dan menganggapnya semua sebagai starter dan pemain utama, sehingga terus memberikan kesempatan semua pemain merumput, hal itu berbanding terbalik dengan sikap pelatih Argentina.
Scaloni tak bijak
Bahkan, saat laga perempat final versus Ekuador, komentator di televisi sampai terus menunggu Scaloni mengganti pemain yang terus nampak tak berkembang, tapi tetap membiarkan pemain berlaga dan kurang kontributif. terhadap tim. Padahal, Argentina dihuni oleh deretan pemain depan berpengalaman dan cukup bergigi.
Lebih tak dimengerti, Scaloni juga sangat irit mengganti pemain. Terlebih, publik sepak bola dunia juga tahu, ada pemain-pemain depan hebat Argentina yang justru terus kelamaan disimpan di babak krusial.
Beruntung dewi fortuna masih berpihak pada Argentina, bukan pada Scaloni yang saya pikir kurang cerdas menyusun komposisi dan strategi pemain. Sehingga Argentina tetap lolos ke final setelah menang adu pinalti.
Seharusnya, Argentina bisa seperti Brasil. Sudah menang 1-0 lalu punya strategi jitu agar tak terjadi gol balasan Kolombia. Selain itu, sebelum Kolombia menyamakan kedudukan, Scaloni bisa menyegarkan barisan depan Argentina. Tapi, nyatanya cukup terlambat memasukkan Angel Di Maria. Malah Kun Aquero saja sama sekali tak diberikan kesempatan berlaga di partai krusial itu.
Secara matematis dan dengan barisan pemain yang dibawa Scaloni, seharusnya Argentina tak harus kesulitan menyingkirkan Kolombia. Tapi, publik sepak bola dunia memang sedang dipertunjukkan cara tak bijak Scaloni membesut Argentina.
Saat Italia harus menang adu pinalti versus Spanyol, Mancini bahkan merotasi pemain bukan atas dasar karena pemain tak berkembang atau tak menjalankan sesuai instruksi dan strategi.
Nampak, semua pemain yang dirotasi bermain dengan baik dan tak nampak bikin sesuatu yang membuat pelatih harus ke luar dari lapangan. Bahkan, beberapa pemain masih sangat dibutuhkan tenaganya saat kedudukan imbang. Tetapi, Mancini pertimbangannya luas dan cukup memahami siapa lawan yang dihadapi.
Bila sikap Mancini dikopi oleh Scaloni, maka Argentina tak perlu harus menang via adu pinalti, karena memiliki stok pemain depan mumpuni, tapi dianggurin dan tetap memaksa pemain yang sudah buntu ada di lapangan.
Apa pun yang terjadi, Argentina memang sudah memenuhi prediksi publik sepak bola dunia sebagai tim yang difavoritkan bisa lolos dan bertemu di partai final ideal melawan Brasil. Bukan tidak mungkin juga Lionel Messi akan membawa rekan-rekannya menjungkalkan Brasil di kandangnya, asal Scaloni cerdas meramu komposisi pemain dan strategi bermain dan bijak menjadi nakoda Argentina.
Jangan lagi atas sikap tak bijaknya, membuat rugi Argentina, ya, Scaloni!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H