Yang pasti buzzer yang selebtwit ini terus nyinyir dan tak mau melihat obyektivitas dan kenyataan masalah yang jadi alasan kritik. Tapi, syukurlah, para mahasiswa tak menanggapi selebtwit ini dan tetap cerdas dan fokus pada upaya membantu rakyat agar mendapatkan hak-haknya.
Rakyat menunggu tindakan
Atas kritik mahasiswa yang jelas arah dan tujuannya, serta jelas apa yang dikritiknya, meski pemimpin negeri telah menanggapi dengan santai, tapi hal itu belum menjawab dan menyelesaikan masalah.
Bila pemimpin negeri menganggap kritik mahasiswa tidak benar dan tidak sesuai fakta dan data, maka pemimpin wajib membuktikan dan menunjukkan kepada rakyat bahwa kritik mahasiswa hanya sekadar bualan.
Bila kondisinya sebaliknya, kritik mahasiswa benar dan dapat dibuktikan dengan fakta dan data, maka pemimpin negeri pun wajib bertindak dan mengapresiasi kritik dengan tindakan sesuai kritik dan tuntutan mahasiswa yang representatif dari rakyat Indonesia kebanyakan.
Apakah kritik mahasiswa kali ini, akan kembali dilewatkan begitu saja? Atau kritik akan ditanggapi dalam bentuk menerima atau menolak kritik? Masyarakat benar-benar menunggu penyelesaiannya.
Bukan sebaliknya, masyarakat malah terus disuguhi drama-drama pengalihan isu, peretasan, dan nyinyiran selebtwit yang kerjanya memperkeruh suasana atau drama lainnya.
Semoga kritik mahasiswa ditanggapi dengan tindakan konkrit dan nyata. Bila kritiknya salah, berikan bukti bahwa mahasiswa salah dan bisa ditindak secara hukum yang adil.
Bila kritiknya benar, pemimpin negeri juga harus legowo, lalu membuktikan janji-janjinya sesuai isi kritik mahasiswa. Jadi, berikan rakyat pelajaran dari kasus ini. Tunjukkan yang benar jika benar. Tunjukkan yang salah bila salah. Sebab, kesalahan atau kejahatan yang ditutupi dan disembunyikan saja pasti terbongkar. Hakikat kritik adalah untuk kebenaran dan kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H