Sehingga, pantas saja bila dalam 2 laga uji coba, timnas di tangan STy.juga takluk dari Afghanistan dan Oman. Boleh saja STy beralasan masih coba-coba pemain, tidak memikirkan hasil akhir laga, meski saat versus Oman, dianggap sebagai laga resmi yang dihitung poin oleh FIFA.
Usai laga STy juga beralasan ada celah di pertahanan timnas, tapi belum semua pemain belakang yang di bawa ke UEA dikasih kesempatan merumput.
Dari tanda-tanda ini, memang masih ada harapan dalam laga sebenarnya di BKPD 2022, timnas bisa unjuk gigi di bawah asuahan STy.
Namun, melihat kekalahan dalam 2 laga uji coba, maka juga bukan mustahil, STy akan melanjutkan tradisi kalahnya saat bersua musuh besar Asia Tenggara Thailand dan Vietnam, plus UEA.
Bila benar, timnas kembali digulung oleh Thailand.yang akan terlebih dahulu dihadapi, kira-kira apa, ya? Alasan STy atas kekalahan dari Thailand?
Publik siap mental
Untuk itu, publik yang sangat berharap ada keajaiban dari STy dapat membuat timnas Indonesia minimal mampu menggulingkan Thailand, memang tetap harus menyiapkan ruang khusus di relung hatinya, untuk tempat memarkir lekecewaan, bila benar timnas pada laga Kamis, 3 Juni 2021 kalah dari Thailand.
Artinya, sikap optimis terhadap STy yang mampu membikin timnas Indonesia bangkit, tetap wajib dikedepankan. Namun, tetap wajib menyadari bahwa STy juga manusia biasa.
Dia bukan dewa dan pesulap yang tiba-tiba jada pahlawan bagi sepak bola nasional secara instan. Andai optimisme kita semua ternyata mampu dijawab oleh STY dengan meracik dan menurunkan komposisi pemain dengan tepat, hingga timnas menang. Maka, publik patut berterima kasih kepada STy.
Bila ternyata, STy sudah meracik tim dengan benar, komposisi dan strategi bermain dengan tepat, timnas tetap kalah, maka publik pun wajib paham, mengapa itu terjadi dan terjadi lagi.
Untuk itu, bagi segenap publik sepak bola nasional, dalam memyambut laga resmi pertama STy membesut timnas, siapkan dua ruang dalam hati kita masing-masing.