Cerdas intelegensi-personaliti, kunci
Semoga dalam 5 laga, 2 uji coba dan 3 laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia yang semua dihelat di UEA, semua pemain timnas senior menyetop kebiasaan buruknya dalam sikap lelet dan lambat, membuang budaya suka membawa bola dan melewati lawan, mengubahnya menjadi suka mengoper kepad teman.
Pemain timnas juga menghilangkan budaya kebanyakan gaya saat passing, serta memiliki stamina/fisik kuat, sehingga saat menyerang dan bertahan, semua pemain terlibat dan seirama plus terus mengasah kecerdasan intelegensi dan personaliti.
Apa yang diharapkan STy kepada para pemain timnas yang kini sedang diasuh di Dubai, juga diperhatikan dan dipraktikkan dalam pembinaan, pelatihan, hingga kompetisi di sepak bola nasional mulai dari akar rumput hingga klub Liga 1.
Ingat, jangan lelet/lambat, jangan suka bawa bola sendiri lewati lawan, jangan gaya saat passing, dan miliki stamina/fisik yang kuat. Pondasi untuk melatih dan mempraktikkan itu semua kuncinya adalah cerdas intelegensi dan cerdas personaliti (mental, emosi).
Lebih dari itu, pesan ini juga bisa dimaksudkan untuk para pembina dan pelatih, tak perlu banyak gaya dalam membina dan melatih, karena akan ditiru pemain. Jadi pembina dan pelatih harus terlebih dulu cerdas intelegensi dan personaliti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI