Tetapi menjadi salah, bila melihat sisi syarat test corona dan rencana obyek wisata tetap dibuka. Ini terjadi karena Justru ada pihak yang sangat paham kondisi masyarakat kita di setiap bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang sangat mudah ditebak arah pemikiran dan emosinya karena menjunjung tradisi, maka kelemahan masyarakat kita inilah yang sengaja dimanfaatkan.
Mustahilkah ada pihak di pemerintah yang sudah merancang skenario ini, sehingga sejak awal, ada yang mendesain seolah pemerintah tak memiliki prioritas kebijakan yang jelas menghadapi ramadan dan lebaran tahun ini karena memang ada pihak yang mau ambil keuntungan.
Pasalnya, kondisi ekonomi yang terpuruk, maka celah sektor-sektor perekonomian yang menguntungkan dikasih kelonggaran dan dibiarkan jalan, karena ramadhan dan Idul Fitri sama dengan saatnya cari keuntungan berlipat.
Alibinya, mereka memanfaatkan kondisi masyarakat kita masih banyak yang lemah intelegensi, emosi, analisis, dan sosial, maka mudik, belanja, dll sehingga dijadikan alasan bahwa masyarakat memang abai dan tak peduli serta tak menggubris peraturan pemerintah.
Bila skenario itu benar, tetap saja mudah dibaca arahnya. Kasihan masyarakat, selalu jadi korban dan ketiban kesalahan dari kebijakan yang dibuat pemerintah, padahal kebijakan yang dibuat memang dalam rangka ada yang berkepentingan.
Meningkatnya klaster corona di ramadhan dan Idul Fitri pun, tentu ada yang tetap mendulang untung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H