Diyakini, pada akhirnya terjawab, sowannya Nadiem ke Megawati, benar menjadi bagian kontrak Nadiem tetap.berada di Kabinet plus jabatan baru, menjadi Mendikbudristek.
Jabatan Mendikbud saja dianggap bermasalah dan rapornya merah, kok Presiden malah kasih Nadiem jabatan lebih berat? Dan, jabatan itu adalah roh bagi kemajuan pendidikan Indonesia.
Apakah Jokowi sedang tidak berjudi dengan mempertahankan Nadiem, sementara pendidikan Indonesia terus terpuruk? Meski setelah dilantik, Nadiem bicara di Media bahwa riset dan teknologi sangat dekat di hatinya.Â
Harus diingat, dunia pendidikan adalah melahirkan dan membentuk manusia Indonesia berkarakter dan berbudi pekerti luhur, bukan membentuk manusia komputer, robot, atau manusia online. Jadi, begitu Nadiem di lantik, Indonesia pun hingga kini terdiam.
Di media televisi ataupun media massa, hampir tak ada yang sampai detik ini membahas soal Nadiem tak direshuffle dan malah ketiban durian runtuh, jadi menteri mendikbudristek.
Dalam kolom komentar berita tentang pelantikan Nadiem di berbagai media, ada yang bersyukur bahwa jabatan basah tidak diberikan ke elite partai, tapi tetap di Nadiem. Pun tetap ada yang mengucapkan selamat dan tetap menyemangati Nadiem. Tapi, tak banyak yang bicara menilai tentang mengapa Nadiem masih dipertahankan.
Mungkin berbagai pihak, merasa tak penting lagi bicara menyoal Nadiem. Nadiem sudah di bela Megawati dan Jokowi, jadi percuma di bicarakan. Sehingga saya melihat situasi ini dengan analogi Nadiem tak direshuffle, INDONESIA DIAM.
Semoga dengan tetapnya Nadiem di kursi mendikbud dan ditambah ristek, jadi mendikbudristek menjadi berkah untuk Indonesia. Bukan musibah. Aamiin.
Tetapi bila akhirnya menjadi musibah, publik sudah pernah mengingatkan dengan data-data kepada Presiden Jokowi dan Megawati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H