Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tradisi Meneruskan Informasi di Medsos, Bak Air Bah

21 April 2021   14:31 Diperbarui: 21 April 2021   14:52 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi banyak guru dan dosen yang tahu bahwa siswa atau mahasiswanya mengumpulkan tugas bukan dari karya sendiri, dan secara individu siswa atau mahasiswa langsung dipanggil, tidak dipermalukan di depan siswa atau mahasiswa lainnya. Begitu pun pada perlakuan pada siswa atau mahasiswa yang nyontek. 

Yang miris, justru guru atau sekolah ada yang membantu siswa memperoleh nilai tinggi meski dengan cara copy paste, nyontek, hingga memberi kunci jawaban tes atau ujian agar guru atau sekolah dianggap dan dinilai berhasil.

Budaya ini jelas semakin membikin siswa dan mahasiswa tertradisi dimudahkan. Ujungnya membuat siswa dan mahasiswa malas. Dan, ini terjadi dari generasi ke generasi. Ujungnya lahirlah generasi malas. Tak lahir pemikir, tak lahir inovator, tak lahir inspirator. Bangsa ini terus terpuruk dalam karya cipta dan kemajuan zaman. Pendidikan terus gagal.

Dan, bangsa kita akhirnya dikenal sebagai bangsa pemakai produk dan karya cipta dari bangsa lain. Semisal, anak-anak sudah terbudaya merengek pada orang tuanya bila keluar ponsel terbaru dan tinggal minta beli dan lainnya.

Kini, anak kecil hingga orang tua juga terbudaya meneruskan infornasi dari orang lain atau pihak lain yang bisa berakibat kena hoaks, membikin tak nyaman anggota grup lain, membuat ponsel kepenuhan data, ponsel hang, hingga ketahuan si penerus informasi tak cerdas intelegensi dan emosi.

Ayo, bagi siapa saja yang hingga kini masih latah suka meneruskan informasi di medsos terutama melalui wa jaringan pribadi maupun grup, cermati dulu apa isi informasi itu. Baca, simak, tonton, sampai dapat menyimpulkan informasi tersebut penting untuk diteruskan. Sebab, meski penting, bisa jadi orang lain atau anggota grup sudah dapat info yang sama dari teman atau grup lainnya.

Setop terlihat bodoh, gara-gara latah dan hobi meneruskan informasi. Lalu, siapa yang seharusnya mengedukasi budaya meneruskan informasi yang bak air bah. Banjir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun