Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meneladani Finlandia, Pendidikannya Terbaik di Dunia, Negaranya Terbahagia

23 Maret 2021   10:48 Diperbarui: 23 Maret 2021   11:24 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, persaingan tidak penting.
Kedua, guru profesi paling dihormati.
Ketiga, mendengarkan penelitian.
Keempat, tidak takut eksperimen.
Kelima, waktu bermain penting.
Keenam, PR siswa sangat sedikit
Ketujuh, PAUD gratis dan berkualitas.

Dari ketujuh hal yang membuat pendidikan Finlandia unggul tersebut, yang wajib diperhatikan oleh Indonesia semisal Finlandia telah menemukan persaingan antarsekolah tidak menghasilkan siswa sukses bila dibandingan kerja sama antarsekolah.

Finlandia juga tidak memiliki sekolah swasta. Setiap lembaga akademik di negara ini didanai melalui biaya publik atau negara. Lalu, para guru dilatih untuk mampu membuat penilaian siswa sendiri menggunakan tes standar nasional atau internasional.

"Tidak ada kata untuk akuntabilitas dalam Bahasa Finlandia," kata pakar pendidikan Pasi Sahlberg kepada audiens di Teachers College of Columbia University.

Dan, guru dipercaya dapat melakukan kinerja lebih baik tanpa harus termotivasi untuk saling berkompetisi.

Selain itu, guru adalah profesi paling dihormati. Guru di Finlandia tidak dibayar rendah, bahkan lebih tinggi dibanding di Amerika Serikat. Pasalnya, untuk menjadi seorang guru di Finlandia, para calon harus terlebih dahulu menerima setidaknya gelar magister (S2) dan menyelesaikan pendidikan profesi seperti halnya pendidikan profesi kedokteran.

Tidak mengherankan guru di sana mengajar di sekolah dasar yang berafiliasi atau berdampingan dengan universitas. Para guru pun dapat diandalkan untuk melakukan penelitian pedagogis (pengajaran) terbaik tentang pendidikan.

Apakah Mas Nadiem Menteri pendidikan kita sudah benar-benar mempelajari khususnya menyoal sekolah swasta/negeri dan menyoal standar profesi guru ini?

Kira-kira kapan mimpi Indonesia pendidikannya tidak terpuruk dan rakyatnya tidak terus menderita? Tidak muluk-muluk, ayolah buat pendidikan di Indonesia tidak tercecer dan terpuruk, minimal dapat bersaing, sebab mustahil akan bisa seperti Finlandia yang rakyatnya malah sudah bahagia.

Memang Finlandia hanyalah negara yang luasnya hanya seukuran salah satu provinsi di Indonesia. Penduduknya pun juga setara salah satu provinsi di Indonesia, namun jangan itu yang selalu dijadikan alasan oleh para pemimpin kita jangan membandingkan Indonesia yang luas dengan Finlandia.

Bila begitu, Indonesia memang bangga dengan luas wilayah dan banyaknya jumlah penduduk saja, tapi tak mampu membikin rakyat maju pendidikannya dan lepas dari penderitaan. Jadi, untuk apa negara ini ada? Untuk apa luas wilayah dan banyak penduduk bila pendidikan terus terpuruk dan rakyat tak pernah bahagia? Untuk apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun