Publik sepak bola nasional akhirnya lega setelah Kepolisian mengabulkan izin keramaian untuk dua laga uji coba Timnas U-23 Indonesia versus Tira Persikabo dan Bali United. Dua agenda tersebut dijadwal ulang ke Jumat (5/3) dan Minggu (7/3).
Setelah IDI, provokator baru
Namun, publik sepak bola nasional di saat bersamaan juga gemas dan prihatin, sebab setelah Polri memberikan izin digelarnya turnamen pramusim Piala Presiden 2021 dengan protokol kesehatan ketat, tanpa penonton di stadion, dan ajang ini sekaligus sebagai ujian bagi PSSI untuk mendapatkan tiket izin dari Polri untuk ajang kompetisi resmi, lagi-lagi ada provokator yang mengusik kebahagiaan publik sepak bola nasional.
Sebelumnya, publik juga geram saat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengkritik tentang izin yang diberikan Polri untuk turnamen pramusim dengan alasan tak sejalan dengan kebijakan PPKM Mikro. Â Tetapi kritikan IDI ini langsung dibalas telak oleh pelaku sepak bola nasional yang bertanya, ke mana IDI saat Pilkada? Berapa jumlah rakyat yang faktanya jadi korban virus corona akibat Pilkada?
Meski Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) jelas-jelas melaporkan jumlah korban, namun setelah itu, media massa bak dibungkam dan tidak ada pemberitaan lanjutan, sebab pihak yang berkepentingan juga membisu seolah tak terjadi apa-apa.
Bahkan peristiwanya seperti angin lalu. Padahal, bila Pilkada dipersoalkan hingga dibawa ke ranah hukum karena menimbulkan korban masyarakat yang terserang corona bukan persoalan sulit. Tapi apa yang dilakukan masyarakat? Masyarakat pun malas menggugat dan melawan rezim, karena sudah ditebak ujungnya.
Kini, tiba-tiba menyoal sepak bola yang juga sudah menjadi gantungan hidup masyarakat Indonesia, seperti lahan perekonomian dan usaha yang lain, tapi begitu lama dibekap, tak seperti usaha lain yang boleh jalan, tiba-tiba diusik lagi oleh Ketua Presidium Indonesia Watch (IPW), Neta S Pane yang malah meminta Presiden Jokowi membatalkan turnamen pramusim.
Alasan Neta, Piala Menpora 2021 akan dapat berpeluang membuat klaster baru Covid-19.
Atas sikap Neta ini, publik sepak bola nasional, terlebih para pelaku sepak bola nasional pun, terutama para pemilik klub Liga 1 sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh IPW tersebut, seperti sudah dipublikasi oleh beberapa media nasional.
Seharusnya Neta memberikan solusi, bukannya malah memprovokasi agar Piala Menpora 2021 dibatalkan. Di mana Neta selama ini? Bukannya prihatin dan memperhatikan nasib pelaku sepak bola yang juga sama-sama masyarakat yang tinggal di Indonesia dan butuh makan, Â tapi tak adanya kompetisi, ini malah mencoba bikin keruh suasana.
Akan lebih bijak, dalam kondisi rumit sepak bola Indonesia, seharusnya Neta atau IPW memberikan solusi konstruktif kepada semua pihak dan mendukung serta turut mensosialisasikan tentang protokol kesehatan ketat, agar para suporter patuh dan disiplin menonton di rumah, tak melanggar aturan. Sehingga Piala Menpora sukses, dan izin kompetisi resmi didapat.