Sabtu, 6 Februari 2021, dalam latihan reguler, SSB Sukmajaya resmi meluncurkan Program Pengembangan dan Pelatihan Intelegensi dan Personaliti Siswa (PPPIPS), yaitu Bebicara dan Menulis.Program ini adalah kelanjutan dari program yang sudah ada, yaitu Program Asah Otak (PAO) yang tujuannya untuk memberi ketajaman kecerdasan intelegensi dan personaliti siswa, khususnya untuk memperkuat dan mendukung kemampuan teknik dan speed siswa dalam sepak bola, umumnya untuk bekal siswa, cerdas intelektual dan cerdas emosional dalam kehidupan nyata. Mendukung pendidikan siswa di sekolah formal, sekaligus mengukur sejauh mana pendidikan siswa yang diperoleh dari sekolah formal, dalam keterampilan berbicara dan menulis.
Sejak lahir dan berdiri, sebagai salah satu dari 16 SSB Pelopor di Indonesia, sesuai Kurikulum Pembinaan dan Pelatihan yang mengadopsi Teknik, Intelegensi, Personaliti, dan Speed (TIPS) dari Akademi Ajax Amaterdam, Belanda, sebab mencantumkan nama Sekolah, SSB Sukmajaya sudah membina dan melatih siswanya untuk ranah intelegensi dan personaliti dengan PAO.
Program Asah Otak (PAO)
Untuk menjaga kinerja otak, cara yang paling tepat adalah dengan mempraktikkan kegiatan-kegiatan asah otak. Tujuannya untuk mengubah sel-sel otak yang tidak aktif menjadi lebih sehat dan kembali aktif, seperti halnya dengan tubuh yang perlu dilatih agar senantiasa sehat, otak pun demikian.
Berbagai kegiatan Asah Otak yang telah dilakukan selama ini di SSB Sukmajaya adalah mengasah ingatan dan kemampuan pengetahuan umum siswa, mengasah kemampuan pengetahuan sepak bola siswa, mengasah kepekaan dan karakter siswa (rasa memiliki, simpati, empati, peduli, berbesar hati, rendah hati), mengasah motorik, mengasah koordinasi, Â memahami masalah dan cara menyelesaikannya, melatih kesabaran, melatih kerjasama, menguatkan kekeluargaan, memupuk percaya diri, dan memahami perbedaan dan persaingan serta bagaimana bersikap menjadi pesepak bola akar rumput dan manusia dalam kehidupan nyata.
Asah Otak juga memberi penyadaran bahwa prestasi itu bukan tropi atau juara, tetapi sekadar dapat passing benar pun sudah prestasi, karena sebelumnya tak tahu teori dan praktik passing yang benar.
Dalam Asah Otak juga selalu disampaikan, menjadi siswa di SSB Sukmajaya, minimal nantinya dapat menularkan teori dan praktik kepada  masyarakat lain ketika para siswa sudah dewasa dan menjalani kehidupan nyata bukan menjadi pesepak bola atau pemain
timnas.
Dalam Asah Otak, yang dipimpin oleh pembina dan pelatih atau langsung oleh pemilik SSB, juga selalu mengungkap pengetahuan umum dan sepak bola teraktual untuk membangun dan mempertahankan kemampuan kognitif otak agar selalu update, tak tertinggal berita. Bahkan, siswa dipancing untuk lebih kreatif dan inovatif dari hal yang sudah ada. Lebih produktif.
Selama ini, secara teknis, dalam Program Asah Otak, siswa menjadi pendengar yang benar, lalu siswa diberikan kesempatan mengulang, membicarakan, menyebutkan, hingga mempresentasikan materi asah otak dengan bahasa sendiri.
Covid-19 menyerang dunia dan Indonesia, lalu menjadikan berbagai segi kehidupan dihentikan dan dijalankan dengan tak biasa atau tak normal. Ternyata dunia pendidikan formal yang terus terpuruk, malah harus dilakukan dengan belajar online, ternyata cukup signifikan mempengaruhi kinerja otak siswa di SSB.
Karenanya, dengan analisis dan dengan dasar pemikiran yang terukur, maka SSB Sukmajaya mengembangkan Program Asah Otak dengan Program Siswa Menulis dan Berbicara (PSMB).
PSMB, terutama bertujuan agar pemain sepak bola itu pondasinya cerdas otak dan mental. Selama ini, sepak bola akar rumput di Indonesia hanya dicekoki materi teknik dan speed (fisik) sebab belum ada Kurikulum yang benar, para pembina dan pelatih di sepak bola akar rumput juga tak kompeten dalam hal pendidikan intelegensi dan personaliti karena tak mendapat asupan pelatihan pedagogi khusus saat kursus lisensi pelatih. Bahkan banyak pembina dan pelatih yang tak berlisensi maupun dekat dengan dunia pendidikan formal.
Akibatnya, kita dapat melihat bagaimana para pemain timnas Indonesia yang sejatinya tak lulus intelegensi dan personaliti, namun bisa berada di timnas. Ini pun terus terjadi karena hingga kini, belum ada regulasi resmi tentang standar menjadi pemain timnas.
Kembali ke program SSB Sukmajaya, menyoal pengembangan intelegensi dan personaliti, dengan PSMB, membayangkan para siswa mumpuni dalam literasi, yaitu istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.
Sementara kemampuan berbahasa dilatih dengan keterampilan berbahasa yaitu, mendengar, berbicara, membaca, dan menulis, maka semoga PSMB akan memberi dampak signifikan kepada siswa untuk persiapan kehidupan nyata mereka yang lebih sekadar dari bermain bola.
Saat Asah Otak, siswa sudah dibiasakan menjadi pendengar yang benar. Begitu PSMB, melatih siswa kritis dengan menulis berbagai hal yang dekat dirinya, sebab tugas menulisnya sementara hanya mengembangkan apa yang sudah diketahui dan dikuasai siswa, lalu mengembangkan menjadi tulisan yang logis dan sistematis baik dalam bentuk ilmiah populer seperti opini dan artikel dengan dasar karangan jenis narasi, eksposisi, argumentasi, hingga persuasi.
PSMB, pun melatih siswa berani dan percaya diri dengan berbicara di depan umum dengan materi yang ditentukan atau materi bebas sesuai tema. Berbicara sesuai standar, paham blocking menjadi pembicara, sadar penampilan, sadar artikulsi dan volume suara, dan menguasai materi pembicaraan serta menguasai audien atau pendengar.
PSMB dalam SSB bisa diadopsi oleh PSSI, lho. Sebab, penelitian menunjukkan bahwa mempelajari hal baru dapat membantu meningkatkan kemampuan memori pada anak kecil hingga orang dewasa. Tak hanya dapat memperkuat koneksi di otak, mencoba hal baru dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan menarik.
Program PSMB selain dapat menjadi kawah candradimuka para siswa dapat menjadi calon pengajar atau pendidik, Â juga melatih pembina, pelatih untuk terus mengasah kompetensi mendidik siswa, pasalnya saat mengajarkan sesuatu kepada orang lain, baik si pengajar atau pendidik wajib mampu menjelaskan konsep pembelajaran pendidikan dengan baik sehingga otak dapat dilatih untuk terus berkembang dan sekaligus menjadi teladan bagi siswa.
Sekali lagi PPPIPS, PAO, dan PPSM di SSB Sukmajaya untuk memfasilitasi siswa sebagai tanggungjawab SSB adalah singkatan dari Sekolah Sepak Bola. Adanya nama Sekolah, bukan untuk gaya-gaya an dan sok-sok an, karena meski bentuknya tak formal, maka tetap wajib mendidik siswa agar cerdas intelegensi dan personaliti, sehingga membentuk karakter siswa menjadi berbudi pekerti luhur, santun, tahu diri, setia, penuh rasa memiliki, empati, simpati, peduli, berbesar hati dan rendah hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H