Diterimanya AIFF karena telah membangun struktur pengembangan akar rumput yang komprehensif, mencakup berbagai bidang termasuk kompetisi, futsal, pengembangan pemuda, pendidikan pelatih, dan permainan yang adil. Tujuannya meningkatkan minat dalam sepak bola secara eksponensial, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan akar rumput mulai dari liga U-6 hingga U-12, liga U-13 hingga U-18, kejuaraan dan kegiatan Wanita, Hari Sepak Bola Akar Rumput AFC, dan festival akar rumput.Â
Selain itu, telah ditekankan dalam cetak biru akar rumput AIFF. Lebih dari 1.700 pelatih telah menghadiri kursus instruktur dan pemimpin akar rumput dalam tiga tahun terakhir dan AIFF telah melakukan 38 kursus lisensi pembinaan 'C' dan 206 'D' sejak 2018.
Semoga atas diterimanya Indonesia dalam AFC Grassroot Charter, maka sepak bola akar rumput Indonesia benar-benar bangun dari tidur hingga siginifikan menjadikan Timnasnya berprestasi.
Untuk itu, terkait hal ini, saya sangat berharap agar khusus untuk program grassroot, baik menyangkut teknis, keorganisasiannya, profesionalitasnya, benar-benar diampu oleh orang yang profesional di bidangnya, memiliki pengalaman sebagai praktisi, ahli di bidangnya, mengerti organisasi, paham kepemimpinan dan dunia pendidikan khususnya anak usia dini dan muda.
Siapa orang yang mengampu bidang ini di PSSI? Publik pun masih bertanya keberadaan dan kemampuannya.
Semoga Direktur Teknik PSSI dapat melihat hal ini secara obyektif dan segera membicarakan dengan pimpinan PSSI, sebab grassroot di sepak bola di Indonesia tidak tiba-tiba muncul di Kompetisi Elit Pro Academy (EPA). Ada yang lebih dulu mengorganisir dan membina sepak bola akar rumput namun selama ini "terbiarkan" dan diabaikan  Merekalah yang menanam, tanpa pamrih. Karenanya hentikan budaya yang tinggal memetik dengan diterimanya Indonesia dalam Piagam Akar Rumput AFC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H