Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Ibu, Saya Jadi Tahu Sindrom Geriatri

22 Desember 2020   07:58 Diperbarui: 22 Desember 2020   08:43 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arti sindrom adalah kumpulan gejala yang muncul bersamaan dan biasanya disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu. Sementara itu, geriatri adalah sebutan bagi kaum lansia, yaitu orang berusia di atas 60 tahun.

Dokter pun melanjutkan bahwa sindrom geriatri umumnya bersifat menahun dan tidak memiliki gejala yang khas atau spesifik. Selain itu, lansia yang mengalami sindrom geriatri juga biasanya akan mengalami penurunan fungsi organ akibat proses penuaan, kurang mampu atau kesulitan dalam melakukan aktivitas harian, seperti mandi atau berpakaian, sehingga perlu dibantu oleh orang-orang di sekitarnya. Juga mulai menurunnya fungsi penglihatan dan pendengaran, termasuk nafsu makan dan minum.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang lansia bisa mengalami sindrom geriatri, di antaranya faktor genetik, kondisi fisik maupun psikologis, kondisi lingkungan, dan status sosial.

Dari penjelasan dokter, kami sekeluarga menyadari bahwa hingga saat ini, Ibu yang hanya tinggal berdua dengan adik saya, memang sangat memikirkan satu adik saya yang belum juga mau memiliki pendamping hidup. 

Sepanjang kami berkumpul di setiap pekan dan kesempatan di rumah Ibu maupun dalam video call keluarga, karena kakak dan adik sudah tinggal berbeda daerah dan kota, yang dibicarakan Ibu tak pernah lepas dari keinginan agar adik saya mau menikah, sehingga saya juga berpikir bahwa satu di antara sebab Ibu terserang sindrom geriatri karena faktor psikologis karena sangat memikirkan adik saya. Saat itu, dokter juga menyebut, nampaknya ada yang sangat dipikirkan Ibu. 

Itulah kisah tentang sakitnya Ibu yang tidak pernah saya dan keluarga duga dan pikirkan sebelumnya.

Atas kejadian ini, saya pun bersyukur bahwa di peringatan Hari Ibu ke-61 dan diusia Ibu yang ke-75, Ibu masih sehat dan terus menjadi mentari dan rembulan bagi saya dan keluarga. Ibu yang senantiasa memberikan cahaya terang hingga saya dan keluarga selalu dapat melewati kehidupan dari "kegelapan". Ibu yang selalu menghangatkan di tengah cuaca "dingin" kehidupan.

Di usia Ibu yang ke-75 ternyata saya baru tahu bahwa setiap manusia yang memasuki fase lanjut usia, tentu tak dapat menolak hadirnya sindrom geriatri. Sebab, hingga Ayah saya tutup usia, sindrom geriatri tak pernah menyerangnya.

Semoga, Ibu akan tetap sehat di usia senja. Kini, saya dan keluarga pun tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga dan merawat Ibu agar tetap sehat tak terserang sindrom geriatri lagi.

Terima kasih Ibu, karena-mu kita semua terlahir ke dunia, dan hari ini, adalah tahun ke-61 di Indonesia, Hari-mu diperingati, pun oleh seluruh bangsa di dunia.

Ibu selalu memberi dan tak pernah berharap kembali. Bila Negara harus memperingati Hari Ibu di setiap tanggal 22 Desember, bagiku Hari Ibu adalah setiap hari, karena "surga di telapak kaki ibu", dan tanpa ibu, kita tidak ada, kita bukan siapa-siapa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun