Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Instan dan Budaya Gratisan dalam Sepak Bola Akar Rumput Kita

30 November 2020   10:26 Diperbarui: 30 November 2020   10:46 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendati pandemi corona masih merajalela di Indonesia, meski PSSI juga masih belum mampu menjadi federasi yang duduk dalam fungsi dan tugasnya menggawangi pembinaan dan kompetisi sepak bola akar rumput (usia dini dan usia muda) sebagai pondasi sepak bola nasional, nyatanya sekadar uji tanding, trofeo, festival, hingga kompetisi di kelompok ini tetap membara.

Filanesia tak yambung dengan STy

Bahkan, kehadiran Shin Tae-yong (Sty) yang membawa misi meraih prestasi untuk timnas U-19/20 justru mengaburkan filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) yang digagas Danurwindo dan sudah termaktub dalam sebuah rujukan bernama Kurikulum Filanesia (meski masih wajib diperbaiki dan disempurnakan ) namun sudah dipraktikkan di sepak bola akar rumput Indonesia.

Sehingga apa yang kini dikerjakan oleh STy pada Timnas U-19 memang tak nyambung dengan Filanesia. STy justru membangun Timnas U-19 dengan materi karakter, fisik, dan pola permainan 4-4-2 demi mengejar ketertinggalan anak-anak Indonesia agar lekas sejajar dengan irama dan kondisi sepak bola dunia.

Menyoal STy dan Filanesia yang tak seirama, memang wajib dipikirkan solusinya oleh PSSI termasuk memikirkan dan mengevaluasi materi kursus kepelatihan dari mulai lisensi D dan seterusnya agar nyambung dengan kebutuhan di lapangan dan perkembangan sepak bola modern.

Kembali ke masalah pembinaan dan kompetisi sepak bola akar rumput, wadah kompetisi yang dihelat pihak swasta justru wajib diacungi jempol.

Kendati dalam kondisi pandemi, wadah kompetisi sepak bola swasta yang justru banyak menyumbang pemain muda ke Timnas Indonesia, malah justru terus berjibaku mengelola dan membentuk calon pesepak bola nasional ada dalam wadah kompetisi mereka, di saat PSSI tak berkutik.

Kompetisi swasta terbaik

Bahkan wadah kompetisi sepak bola akar rumput yang masuk dalam catatan saya sebagai wadah terbaik di Indonesia bahkan mengalahkan PSSI, sudah menggulirkan Kompetisi, di antaranya Indonesia Junior League (IJL) yang menggawangi U-9, U-11, dan U-13 bahkan sudah kick off Kompetisi. 

Berikutnya, Liga TopSkor yang menempa U-12, 13, 15, 16, dan 17, malah sudah menyelesaukan babak play off untuk U-12. Kini sedang proses play off U-15 dan menyusul akan play off U-16. Artinya, saat hampir bersamaan, di akhir Desember dan awal Januari 2021, Liga TopSkor semua kelompok umur akan kick off.

Sementara, kompetisi Indonesia Junior Soccer League (IJSL) yang sangat identik dengan Sentul City sebagai venue kompetisi, baik panitia maupun peserta kompetisinya U-8, U-10, dan U-12, masih harus bersabar karena Sentul City juga masih ditutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun