Sebagai orang yang selalu saya hormati, saya selalu ingat saat Ayah selalu berupaya menjadi yang terbaik dan menjadi tulang punggung kami. (Supartono JW.12112020)
Khususnya di Indonesia, "Hari Ayah" belum sepopuler "Hari Ibu". Padahal Hari Ayah telah dideklarasikan di Surakarta sejak 12 November 2016. Pada hari dan jam yang sama, deklarasi Hari Ayah juga dilakukan di Maumere, Flores, dan Nusa Tenggara Timur.
Artinya, Hari Ayah di Indonesia kini sudah masuk pada usia peringatan yang ke-4 tahun. Namun, Hari Ayah hingga kini masih belum populer di Indonesia. Banyak faktor yang menjadi sebab mengapa Hari Ayah tak sepopuler Hari Ibu dan Hari-Hari peringatan yang lain. Di antara sebabnya adalah tak tersosialisasikannya secara masif tentang Hari Ayah ini ke masyarakat Indonesia di ruang-ruang publik.
Hal ini berbeda dengan peringatan Hari Ibu di Indonesia yang telah ditetapkan sejak pemerintahan Ir Soekarno pada tahun 1953, 67 tahun yang lalu.
Agar masyarakat Indonesia semakin memahami, seperti telah terpublikasi di berbagai media massa Indonesia, sejarah peringatan Hari Ayah di Indonesia adalah atas prakarsa Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Kisahna saat itu, PPIP merayakan Hari Ibu pada tahun 2014. Dalam perayaan peringatan Hari Ibu, PPIP mengadakan Lomba Menulis Surat untuk Ibu.
Sebab adanya lomba menulis surat untuk Ibu, ternyata pada akhir acara, mayoritas peserta lomba menanyakan kepada panitia, kapan penyelenggaraan lomba menulis surat untuk Hari Ayah?Â
Alasan para peserta, sosok Ayah juga menjadi bagian penting dalam sebuah keluarga.Â
Berdasarkan pertanyaan para peserta lomba tersebut, PPIP menindaklanjuti dengan melakukan audiensi ke DPRD Surakarta, menanyakan tentang kemungkinan lahirnya peringatan Hari Ayah di Indonesia.
Selang kurun 2 tahun dan setelah melalui pemikiran panjang, akhirnya PPIP menggelar deklarasi Hari Ayah Nasional di Surakarta pada 12 November 2016.
Deklarasi ini pun digabungkan dengan Hari Kesehatan dengan mengambil semboyan "Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya".