Seperti sudah saya ulas di artikel sebelumnya, bahwa Timnas U-19 akan menekuk lawan uji tandingnya yang ke-8 di Kroasia atau ke-14 bila digabung dengan 6 laga uji coba di Thailand, maka prediksi itu terbukti. Bahkan, seharusnya ada 6 gol atau lebih yang seharisnya bisa masuk ke dalam gawang NK Dugopolje U-19, bila para pemain kita lebih cermat dan cerdik.
Prediski sebelum laga bahwa Pasukan Shin Tae-yong (STy) akan menang, tentu dengan data dan fakta bahwa NK Dugopolje U-19 baru saja dipecundangi Dinamo Zagreb U-19 di kompetisi internal Kroasia pada Sabtu, 3 Oktober 2020 karea Dinamo Zagreb U-19 sudah ditekuk Witan dan kawan-kawan pada laga uji coba ke-7 atau ke-13.
Di luar kemenangan yang sudah dapat diduga dan di luar progres pelatihan dan pembinaan STy dalam TC Timnas U-19.yang akan berada di Kroasia hingga ujung bulan Oktober, masih banyak hal yang memang wajib diperhatikan dari perkembangan Timnas U-19 ini, terutama dalam hal TIPS (Teknik, Intelegensi, Personaliti, dan Speed) pemain.
Khusus menyoal TIPS pemain Timnas U-19 ini, sepanjang TC dan 8 kali  uji coba yang telah dilakoni di Kroasia, saya sangat menyoroti perkembangan intelgensi dan personaliti pemain. Dan, masalah ini pun sudah saya sebut dalam artikel terdahulu, sejak Timnas di besut STy, ada pembinaan dan pelatihan "Karakter ala STy di Timnas U-19".
Bahkan pembinaan dan pelatihan karakter ala STy ini ada yang telah merasakan akibatnya, seperti dipulangkannya beberapa pemain Timnas U-19 yang diluar pemikiran publik sepak bola nasional. Pasalnya pemain yang disingkirkan oleh STy adalah langganan dan pemain kepercayaan pelatih Timnas yang membesut mereka sebelumnya.
Berikutnya, hanya jelang hitungan jam berangkat TC ke Kroasia, 2 pemain pun dicoret karena indisipliner. Kemudian, sama-sama telah kita saksikan bahwa meski membawa 27 pemain ke Kroasia, baru di laga uji coba ke-8, 27 pemain merasakan merumput. Sebab, sebelumnya hingga laga uji coba ke-5 masih ada pemain yang tetap dijadikan turis oleh STy.
Intelegensi dan personaliti soal klasik
Masih banyak pendidikan karakter yang terus diberikan ke pemain U-19 di dalam TC yang kita semua tidak tahu apa saja. Namun, yang kasat mata, dan sama-sama dapat dilihat oleh publik sepak bola nasional adalah dalam setiap laga, masih sangat "terbudaya" pemain Timnas U-19 berlama-lama menguasai bola, dan pada situasi yang sulit baru memberikan bola kepada rekannya.Â
Bahkan, setiap saya menonton laga Timnas U-19 bersama dengan keluarga atau rekan, maka selalu ada teriakan "kasih, kasih". Apa maksudnya? Ternyata penonton di sebelah saya sampai teriak dan bilang "kasih", karena si pemain masih saja menguasai bola dan menggocek bola, padahal rekannya banyak yang berdiri bebas dan lebih menguntungkan. Tapi saat sudah berlama-lama menguasai bola, saat sudah terjepit baru kasih umpan ke teman.Â
Itulah tontonan yang tidak pernah tidak terlihat selalu dipertunjukkan oleh sebagian besar pemain asuhan STy ini saat Timnas U-19 berlaga di Kroasia. Andai STy memang memberikan instruksi agar para pemain percaya diri menguasai bola, tentu maksudnya bukan seperti yang selama ini diperagakan oleh Witan dan kawan-kawan.
Cara bermain dengan terlalu lama menguasai bola, selain menghambat tempo permainan tim, juga sangat menghambat kesempatan dan peluang tim untuk mencetak gol. Di samping itu, saat bola dapat direbut lawan, maka pemain lain jadi ikut dibikin repot dan yang paling membahayakan adalah untuk keselamatan pemain yang suka menghambat itu sendiri karena akan diciderai oleh lawan.