Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Suara Rakyat Sekadar untuk Kursi, Bukan Aspirasi!

6 Oktober 2020   09:38 Diperbarui: 6 Oktober 2020   09:54 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana dengan buruh? Setelah RUU Cipta Kerja gagal dicegah? Seperti saya kutip dari kompas.com, Senin (5/10/2020). "Kami sangat kecewa sekali, kita marah, ingin menangis, ingin menunjukan ekspresi kita kepada DPR dan pemerintah, di tengah situasi seperti sekarang kok bisa melakukan upaya yang sangat jahat seperti ini," ujar Wakil Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI).

Sayang, kekecewaan buruh, siapa yang akan dapat membantu dan menolong? Wakil rakyat di DPR yang interupsi saja ditolak dan akhirnya walk out. Inikah demokrasi? Aspirasi sudah tak didengar!

Kini bukan hanya buruh, rakyat juga semakin yakin bahwa DPR dan pemerintah tidak berpihak kepada rakyat, tetapi hanyak berpihak kepada pemilik modal, cukong. Tak akan ada rakyat sejahtera karena pemerintah memang sedang mewariskan kehancuran untuk rakyat Indonesia dan terus dijajah.

Lebih dari itu, polisi pun kini bukan menjadi pengayom rakyat, tapi malah menjadi pendukung utama mereka. Lihat bagaimana pimpinan polisi sampai menerbitkan Telegram Rahasia (TR) demi mencegah dan menggagalkan upaya buruh dalam aksi mogok nasional pada 6-8 Oktober dalam rangka menolak RUU Cipta Kerja.

Itulah gambaran bagaimana pemerintah dan DPR yang satu paket itu terus menciptakan segala sesuatu yang hanya demi kepentingan mereka, bukan untuk kepentingan rakyat. Sudah berapa Undang-Undang dan kebijakan yang lahir dari rezim ini dibuat hanya demi mendukung, mengamankan, mensejahterakan, dan melindungi kelompok mereka sendiri?

Hanya dari indikator tak menerima interupsi di dalam gedung parlemen, sampai membuat anggota Fraksi walk out saja, sudah jelas. Siapa dan sedang apa mereka. Bagaimana suara rakyat di luar gedung bisa dengar apalagi di terima? Sepertinya, mereka semakin tak sadar sedang menggali lobang untuk diri mereka sendiri.

Terus butuh suara rakyat untuk kursi dan kedudukan, tapi terus abaikan aspirasi demi keuntungan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun