Yang pasti, kedudukan sepak bola Indonesia meski sudah berusia lebih dari 90 tahun lebih, baik secara ranking FIFA maupun secara pembinaan di akar rumput memang terus tercecer bukan hanya di dunia atau Asia, namun bahkan di Asia Tenggara, maka butuh waktu berbulan-bulan untuk setiap Timnas di berbagai kelompok umur hingga senior menyiapkan tim untuk menghadapi event resmi.
Sudah kita lihat bersama-sama, secara permainan Timnas U-19 yang telah di besut STy dalam 3 kali TC sejak Januari hingga September 2020, yaitu di Thailand, Jakarta, dan Kroasia, ternyata mampu mengimbangi Bosnia yang baru dipersiapkan 3 hari seperti Bulgaria dan Kroasia yang sama-sama telah menhandaskan pasukan STy.
Jadi, itulah sepak bola Eropa, pelatih federasi dan pelatih timnasnya tak butuh TC seperti Timnas Indonesia, karena pembinaan sepak bola mereka sudah sangat mumpuni sejak akar rumput, akademi klub dan kompetisi Eropa/dunia.
Bisa jadi, bila Witan cs kembali dihadapkan uji coba melawan Bulgaria dan Kroasia, tentu baik permainan dan jumlah golnya akan siginifikan berbeda.
Begitu pun saat laga uji coba terakhir, meladeni Dinamo Zagreb, pada Senin (28/9/2020) malam WIB, siapa pun pemain yang akan diturunkan, permainan Timnas 19 yang sudah mendekati dan menyentuh level dunia, tentu sangat asyik dinanti.
Hanya sayang, pemain depan yang dibutuhkan sesuai skema 4-4-2 yang kini ada di Kroasia, memang masih jauh dari harapan, jadi meski perkembangan tim secara umum signifikan, namun barisan depan tumpul, maka publik memang harus bersabar melihat Timnas U-19 menumbangkan lawan dengan selisih gol yang mencolok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H